Sudah beberapa hari Sapri Pantun dirawat karena kadar gula darah yang tidak stabil. Sejak Sabyu (8/5), dia tak sadarkan diri dan mengalami gangguan pernapasan. Karenanya, dia harus dibantu dengan ventilator.
"Tadi Subuh dokter bilang napasnya sudah nggak stabil, saya sudah tanda tangan persetujuan kalau nantinya ada tindakan dipasang ventilator," kata Doli di gedung Transmedia, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, pada Minggu (9/5).
Dalam kondisi lemah, Sapri masih harus memikirkan biaya operasi yang dikabarkan mencapai Rp300 juta. Sapri yang tidak sadar terus merintih dan meminta Doli, sang adik, untuk menjual mobil Sapri untuk membayar rumah sakit.
"Dol, ada kan uang? Ntar jual deh mobil bang Sapri," cerita Doli, adik Sapri Pantun, menirukan kata-kata kakaknya dalam acara Sore Sore Ambyar Trans TV.
"Yang jadi beban itu, kalau operasi biayanya sampai Rp 300 juta. Keluar ICU, saya cuma dzikir sama Allah. Saya minta, Allah punya kendali," tangis Doli pecah. "Saya cuma pasrah sama Allah. Ini ujian buat Bang Sapri. Insyaallah diangkat derajatnya bang Sapri," sambungnya.
Sapri Pantun (Instagram @sapri_pantun)
Diakui oleh Doli, sebenarnya Sapri sempat memiliki asuransi kesehatan. Namun selama pandemi, kondisi perekonomian memang tidak stabil sehingga dia tak memperpanjangnya. Kini, dia pun kesulitan untuk mencari biaya rumah sakit.
"Jadi selama ini kami mengandalkan uang yang tersisa di ATM. Alhamdulillah Kak Ruben yang selalu tanya," tutur Doli. "Sebenarnya saya malu Kak (cerita keuangan)," imbuhnya terkait kondisi Sapri Pantun.
Sapri Pantun (via Tribunnews)