Perusahaan teknologi dan badan penegak hukum seperti FBI, Microsoft, Amazon hingga Badan Kejahatan Nasional Inggris bergabung dengan Ransomware Task Force (RTF) untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Mereka mengungkapkan perlunya tindakan agresif dan mendesak untuk menangani serangan ransomware yang kian gawat dan meresahkan.
Saat ini serangan ransomware sedang rutin menyasar sekolah dan rumah sakit. Para hacker menggunakannya untuk mengacak, mencuri hingga merusak data komputer milik organisasi. RTF telah menyerahkan laporan tentang sekitar 50 rekomendasi kepada pemerintah Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
RTF berpendapat bahwa dalam beberapa tahun kedepan ransomware telah menjadi ancaman keamanan nasional yang serius, serta mengancam masalah kesehatan dan keselamatan publik.
FBI juga menyebutkan jika hampir 2.400 perusahaan AS, pemerintah daerah, fasilitas kesehatan hingga sekolah menjadi korban ransomware pada tahun lalu. Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris menambahkan jika mereka menangani lebih dari tiga kali lebih banyak tentang permasalahan ransomware pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
ransomware (freepik.com)
Hal ini dikonfirmasi dari para peneliti RTF yang menyatakan bahwa ratusan serangan besar ransomware terjadi di seluruh dunia pada tahun lalu. Mulai dari Inggris, Jerman, india, Brazil, Afrika Selatan, Arab Saudi dan Australia.
Dalam menangani hal ini, disebutkan bahwa minggu lalu dilaporkan Departemen Kehakiman AS telah membentuk tim internal untuk menangani meningkatnya ancaman ransomware yang terjadi.
ransomware (freepik.com)