Pasca ditemukannya bangkai kapal KRI Nanggala-402 di perairan Bali beberapa waktu, langkah selanjutnya pun mulai dilakukan. TNI mulai melakukan evakuasi dengan bantuan Angkatan Laut Singapura MV Swift Rescue, dengan cara mengangkat serpihan-serpihan yang ada di kedalaman 838 meter di bawah laut.
Bagaimanapun, upaya ini memang tidak bisa dikatakan mudah. MV Swift Rescue memiliki kemampuan yang terbatas sehingga hanya bisa mengangkat benda-benda yang ringan, misalnya hydrophone atau alat komunikasi bawah air, baju penyelamatan, dan lainnya.
"Sementara untuk yang berat, semoga kapal milik SKK Migas dan milik Angkatan Laut China dapat membantu," ungkap Laksamana TNI Yudo Margono, usai upacara tabur bunga di perairan laut utara Pulau Bali, pada Jumat (30/4).
Namun hingga saat ini, tim evakuasi belum berhasil menemukan tanda-tanda adanya jenazah awak kapal. Meski demikian, sempat terlihat bagian bangkai kapal dengan tulisan '402' di dasar laut, namun dalam kondisi tertutup lumpur.
kapal MV Swift Rescue (Facebook)
"Sampai saat ini (jenazah kru KRI Nanggala-402) belum tampak. Hanya saja sempat terlihat angka 402, karena (di dasar laut) tertutup lumpur," lanjutnya.
Meski demikian, pemerintah akan melakukan usaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian. TNI akan melakukan kerjasama dengan SKK Migas yang memiliki kapal dengan kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut 1000 meter.
KRI nanggala-402 saat masih beroperasi (Liputan6)