Tak ada satu pun makhluk yang dapat mengetahui bagaimana kelak mereka akan meninggal. Apakah ajal akan menjemput saat mereka berada dalam kondisi baik atau tidak, sungguh tak ada yang tau.
Namun setiap manusia tentu ingin meninggal dalam keadaan baik. Meski kematian merupakan rahasia mutlak Allah Swt.
Satu-satunya yang bisa kita lakukan sebagai manusia adalah berikhtiar dan berusaha istiqomah dalam menjaga keimanan hingga kelak kematian menghampiri.
Kisah nyata berikut ini mungkin juga bisa menjadi pelajaran bagi kita agar selalu menjaga keistiqomahan dan selalu mengingat kematian.
Sebut saja namanya Fulanah. Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Arab Saudi ia belum pernah melihat pemandangan tak biasa seperti ini.
Singkat cerita, suatu ketika ia membuka selimut yang menutupi mayat, ia seketika pingsan. Beberapa orang datang dan berusaha menyadarkannya.
Setelah sadar, Fulanah segera menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya: "Wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget), apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya?"
Sambil terisak, sang ibu menceritakan bahwa putrinya semasa hidupnya menggandrungi musik dan nyanyian.
Ia terobsesi dengan musik, terlebih usianya saat itu yang baru menginjak remaja (ABG) sulit bagi sang ibu untuk menasihatinya.
Sang anak senang menonton lagu-lagu favorit yang sedang hits dan sangat mengidolakan penyanyi-penyanyi tersebut. Hidupnya hanya diisi dengan nyanyian dan musik.
Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja di dalamnya ada nyanyian dan musik. Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan diri.
Ilustrasi Memandikan Jenazah (Tirto.ID)
Mulailah ia menari dan bernyanyi dengan riangnya. Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di sekitarnya berusaha menolong dan mereka mendapati gadis itu telah tiada.
Tubuhnya kaku tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang berjoget).
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, pemandi mayat yang juga ustazah ini berusaha tenang ketika memandikan mayat gadis malang tersebut. Ia pun berusaha memosisikan jasad sang gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan.
Namun yang terjadi selanjutnya sungguh diluar dugaan, Karena jasad gadis tersebut benar-benar kaku seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.
Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti di atas mendapatkan hukuman seperti itu. Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqomah dalam ketaatan dan memberikan anugrah kematian husnul khatimah. Aamiin.
Teruslah berbuat baik, karena kita tak tau sampai kapan kita akan melakukannya.
Ilustrasi Menari (The Guardian)