Perusahaan di Jepang Beri Cuti Patah Hati dengan Berbagai Versi, Sobat Ambyar Bisa Cepet Move On Nih

Perusahaan di Jepang Beri Cuti Patah Hati dengan Berbagai Versi, Sobat Ambyar Bisa Cepet Move On Nih

Kamu capek? Stres? Pengen piknik? Atau malah galau karena habis putus cinta? Kayaknya ambil cuti buat sejenak merehatkan diri serta pikiran seru nih. Sayangnya, di Indonesia belum berlaku tuh cuti buat kamu yang pengen liburan biar bisa move on.

Hal ini tentunya akan berbeda bagi warga negara Jepang. Di Jepang ada perusahaan yang menawarkan cuti patah hati atau heartache leave bagi karyawannya, lho gengs. Uww, kaya apa sih? Yuk, simak ulasannya!

Staf Lovelorn di sebuah perusahaan pemasaran Jepang bisa mengambil cuti setelah putus dengan pasangan, dengan lebih banyak "cuti sakit hati" yang ditawarkan seiring bertambahnya usia.

Hime & Company yang berbasis di Tokyo, yang juga memberi karyawan waktu libur untuk pergi ke toko selama musim penjualan, mengatakan bahwa cuti sakit hati memungkinkan staf untuk memperbaiki kondisi hati dengan menangis misalnya dan mereka akan kembali bekerja dengan segar.

"Tidak semua orang perlu mengambil cuti melahirkan tetapi dengan patah hati, setiap orang membutuhkan waktu istirahat, seperti saat Anda sakit," kata CEO Hime & Company, Miki Hiradate dilansir dari Reuters, pada 28 Januari 2008 silam.

Pembagiannya, untuk staf yang berusia 24 tahun ke bawah, bisa mengambil satu hari libur per tahun. Sementara, mereka yang berusia antara 25 sampai 29 bisa mengambil cuti dua hari. Lalu mereka yang berusia 30 tahun ke atas bisa mengambil cuti tiga hari.

"Wanita di usia 20-an dapat menemukan cinta mereka selanjutnya dengan cepat, tetapi lebih sulit bagi wanita berusia 30-an, dan perpisahan mereka cenderung lebih serius," kata Hiradate.

Staf Hime & Company juga dapat mengambil cuti sebanyak dua hari dalam dua kali setahun sebagai cuti belanja sehingga mereka bisa berburu ke toko untuk mencari barang murah.

"Sebelumnya, wanita bisa mengambil cuti setengah hari untuk pergi ke bagian penjualan, tetapi Anda harus menyembunyikan tas belanjaan Anda di loker dekat stasiun kereta," ujar Hiradate.

Dengan adanya cuti tersebut maka staf tidak perlu merasa bersalah karena membawa tas belanjaan ke kantor. Jadi nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi kan.

"Kami dapat menikmati bagian terbaik dari sales shopping," katanya lagi.

Selain cuti patah hati dan cuti belanja, sebuah perusahaan media Hiroro juga membuat cuti patah hati saat idol atau tokoh pujaan sang karyawan menikah.

Ilustrasi Perusahaan Jepang Beri Cuti Patah Hati (ACT Consulting)

Dilansir dari Soranews24, Rabu (17/3/2021) lalu, perusahaan kreatif yang berbasis di Tokyo itu bergerak di bidang video musik dan komersial TV.

Pendiri dan presiden Hiroro, Shizen Tsurumi sepenuhnya menerima gagasan bahwa kondisi mental dan emosional pekerja sama pentingnya dengan kesehatan fisik mereka.

Baru-baru ini, pihaknya mengumumkan kebijakan perusahaan baru yang memungkinkan karyawan untuk mengambil cuti jika penyanyi atau artis idola mereka pensiun sehingga mereka dapat mengatur perasaan mereka pasca ditinggil sang idola.

Kebijakan baru tersebut disebut Sistem Liburan Oshi. Karyawan bisa mengambil cuti bahkan hingga 10 hari jika artis favorit atau yang disebut Oshi nomor satu mereka pensiun.

Lalu jika Oshi mereka akan menikah, karyawan bisa mengambil libur hingga tiga hari untuk Oshi sekunder atau dengan peringkat di bawahnya.

Kemudian jika Oshi nomor satu mereka akan menikah, mereka juga berhak mendapatkan cuti duka selama 10 hari.

Dan jangan salah. Meskipun libur, cuti mereka semua adalah hari libur berbayar. Karyawan juga dapat membagi cutinya dalam beberapa hari, misalnya saat idol itu bertunangan, kemudian sisanya saat upacara pernikahan.

Tsurumi mengatakan, kebijakan itu diambil karena terinspirasi oleh seorang karyawan yang tidak fokus dan tidak kooperatif saat bekerja pada musim panas lalu.

Karyawan itu merupakan penggemar artis Nana Mizuki, penyanyi serta vokalis pengisi suara anime. Ternyata dia tidak fokus bekerja karena Oshinya itu mengumumkan pernikahannya.

Sistem ini juga nggak cuma berlaku saat sedih, karena mencakup kerangka kerja untuk memudahkan karyawan meminta cuti atau meninggalkan kantor lebih awal ketika Oshi mereka mengadakan konser atau acara temu sapa yang mereka lakukan.

"Tidak ada yang memotivasi seseorang untuk bekerja lebih keras daripada perasaan yang mereka miliki untuk orang dan hal-hal yang mereka sukai," kata Tsurumi.

Wah, enak banget ya kerja di Jepang. Kalo di Indonesia mah boro-boro. Belum boleh cuti kalo belom tipes. Ehh ..

Ilustrasi Cuti (Telenta)