Istilah "burnout" sering digunakan dalam budaya populer saat ini, tapi apa sebenarnya itu?
Istilah "kelelahan" diciptakan pada tahun 1970-an oleh psikolog Amerika Herbert Freudenberger. Saat itu, itu digunakan untuk menggambarkan akibat stres yang parah, terutama di antara mereka yang berada dalam "profesi penolong," seperti dokter dan perawat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru pada tahun 2019 menganggap kelelahan sebagai diagnosis resmi. Kelelahan adalah sindrom psikologis yang melibatkan minimal tiga serangkai gejala tertentu — perasaan kelelahan yang tidak terkendali, sinisme atau kurangnya keterlibatan emosional dalam pekerjaan, dan penurunan kinerja karena penyakit kronis.
Meskipun diagnosis resmi hanya berkaitan dengan situasi terkait pekerjaan, istilah ini digunakan dalam pengertian yang lebih umum dalam bahasa modern untuk menggambarkan perasaan kewalahan, kelelahan, pelepasan, dan penurunan kinerja yang sama, tetapi dihasilkan dari faktor penyebab apa pun.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan, seperti pekerjaan, pengasuhan anak, sekolah. Dalam beberapa kasus, satu faktor tertentu, seperti merawat orang tua yang lanjut usia atau pekerjaan yang menuntut, adalah pendorong utama, terutama jika stres akibat faktor ini agak parah atau berlangsung lama.
Namun, kelelahan juga dapat terjadi akibat efek kumulatif dari beberapa faktor yang tidak terlalu melelahkan atau berusaha.
Gejala kelelahan dapat bervariasi antar individu dan mencakup keseluruhan dari manifestasi fisik hingga perubahan suasana hati dan kinerja mental.
burnout adalah kelelahan kerja (goalcast.com)
1. Kinerja Menurun
Penurunan kinerja cenderung terjadi sebagai respons terhadap perubahan sistem hormonal saat tubuh lelah, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan penurunan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.
2. Kelelahan Emosional
Kelelahan emosional dipicu oleh stres dan dapat dikenali dari perubahan mood seperti kesedihan, mudah tersinggung atau marah, dan kelelahan.
Ketika tubuh membawa stres yang menumpuk dan tidak memiliki kesempatan untuk sering membersihkan stres, energi ini bermanifestasi dalam tubuh fisik, emosional, dan mental.
3. Sakit Kepala dan Sakit Perut Berulang
Stres dan kecemasan dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, mual, serta peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
4. Merasa Mati Rasa Tentang Pekerjaan
Merasa mati rasa dalam kasus ini, adalah reaksi stres umum ketiga yang disebut 'beku'. Jika kamu merasa terpisah, menarik diri, atau secara emosional menjauh dari orang-orang dan aktivitas yang biasanya kamu nikmati, reaksi ini bisa menjadi indikator kewalahan dan stres.
Gejala burnout (medicalnewstoda.com)
5. Insomnia
Pola tidur yang terganggu dan insomnia merupakan indikator stres dan terjadi karena adanya ketegangan pada tubuh, membuat sulit untuk tidur.
6. Sifat lekas marah
Iritabilitas adalah respons stres umum lainnya dan terjadi karena perubahan hormonal di otak yang menyebabkan disregulasi suasana hati. Kemarahan dan kesedihan adalah contoh lain dari gangguan suasana hati.
7. Kehilangan Motivasi
Kurangnya motivasi adalah respons umum lainnya terhadap stres dan gejala kelelahan. Hasil dari perubahan hormonal di otak dan bisa diperparah dengan kelelahan dan kelelahan karena kurang tidur.
8. Depresi
Sebuah tinjauan studi penelitian mengidentifikasi depresi sebagai salah satu konsekuensi psikologis yang paling sering dialami dari kelelahan terkait pekerjaan. Dan, pekerja dengan tingkat kelelahan yang lebih tinggi lebih cenderung memasuki depresi dan menggunakan obat antidepresan untuk mengelola gejala mereka.
Mengambil liburan atau waktu jauh dari situasi yang menyebabkan stres, mengatur jadwal tidur, berolahraga, dan berbicara dengan orang yang kamu percayai adalah semua metode untuk membantu pulih dari kejenuhan.
Bisa bikin depresi (insider.com)