CIA Gunakan Tiga Modus Ini untuk Ganggu Bung Karno, Menyusupkan Agen Cantik Hingga Serangan Film Enak-enak

CIA gunakan tiga modus ini untuk ganggu Bung Karno, menyusupkan agen cantik hingga serangan film enak-enak.

Indonesia sering menunjukkan taringnya kepada dunia, terkebih di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Tapi, ada banyak pihak yang tak senang melihat kekuatan itu. SAlah satunya adalah Central Intelligence Agency alias CIA.

Demi mengganggu kehidupan Bung Karno, CIA pun gunakan tiga modus. Hal ini diungkap oleh Willem Oltmans dalam buku "Bung Karno Sahabatku". Oltmans menuturkan Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy pun pernah meminta maaf kepada Bung Karno karena perlakuan CIA.

"Kamu tahu kan, apa yang selalu dilakukan CIA di sini? Presiden Kennedy telah meminta maaf kepadaku mengenai hal itu tahun 1961 di Gedung Putih. Saya percaya padanya. JFK (John F Kennedy) adalah Presiden Amerika pertama yang saya percaya," kata Bung Karno kepada Oltmans.

Inilah tiga modus CIA untuk ganggu kehidupan Bung Karno:

Bung Karno berteman baik dengan Presiden AS John F. Kennedy (indozone.id)

#1 Menyusupkan agen cantik


Istana Negara ternyata pernah dimata-matai oleh dua agen cantik CIA. Tepatnya pada 1963-1964 silam. Agen pertama adalah gadis cantik berusia 19-22 tahun, tingginya 170 sentimeter. Agen pertama itu menyamar sebagai mahasiswi yang ingin belajar kebudayaan Indonesia.

Sosok agen cantik itu digambarkan berkulit kuning mulus, hidung mancung, rambut hitam kecokelatan pekat, bibir merah jambu, dada montok berisi, pinggang laksana pinggang semut, pinggul berkembang subur. 

"Paha dan betis seperti punya Ken Dedes," tulis Guntur Soekarnoputra dalam bukunya "Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku".

Gadis cantik CIA ini tekun belajar menari. Dia juga berlatih gamelan dan luwes kala mengenakan kebaya. Presiden Soekarno pun terpincut untuk mengajak gadis itu tinggal di Istana. Tapi untunglah Presiden Pakistan kala itu, Ayub Khan, memberi tahu Bung Karno bahwa perempuan itu adalah agen CIA.

Gadis cantik itu kemudian diusir dari Istana.

Selain itu, ada lagi penyusup yaitu seorang gadis cantik ke Istana Negara. Hal ini diungkap dalam buku Willem Oltmans tadi. Dalam sebuah lawatan ke Mesir, Bung Karno pernah didatangi seorang gadis cantik bernama Pat Price yang mengaku ingin menulis buku tentang Indonesia.

Bung Karno pun memfasilitasi agar perempuan itu bisa ke Jakarta dan masuk Istana.

Presiden Soekarno kemudian menunjuk seorang asisten untuk membantu perempuan itu. Beberapa bulan kemudian, Dinas Penerangan menginformasikan kepada Bung Karno bahwa Pat Price adalah seorang agen CIA.

"Pat Price yang genit dan cantik itu rupanya seorang agen CIA," kata Bung Karno, seperti ditulis Oltmans.

Bung Karno pernah hampir kepincut sama agen gadis cantik CIA (pinterest.com)

#2 CIA biayai Masyumi


CIA ternyata memainkan peran dalam pemilu pertama Indonesia tahun 1955 yang disebut paling demokratis itu. Saat itu, sempat beredar kabar isu gelontoran dana asing terhadap dua partai besar, Masyumi dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tim Werner dalam bukunya "Membongkar Kegagalan CIA" secara lugas menyebut AS menjadi penyokong dana Masyumi. "Besarnya hingga USD 1 juta ke Masyumi untuk pemilu parlemen pertama di Indonesia," tulis Tim.

Masyumi dilirik karena diketahui cukup vokal terhadap Soekarno. Masyumi juga menjadi rival utama PKI. Tim Wiener juga mengutip keterangan seorang mantan agen CIA bahwa uang sebesar itu diberikan begitu saja tanpa harus ada laporan pertanggungjawaban. Dalih utamanya agar tidak ketahuan.

"Sama sekali tak ada bukti tertulis atau laporan apa-apa mengenai uang yang jumlahnya sangat besar itu," tulis Tim Werner.

CIA juga pernah biayai Masyumi, namun kalah dalam Pemilu 1955 (pinterest.com)

Sambil menyokong Masyumi, AS berharap partai itu bisa mengontrol pemerintahan pascapemilihan anggota parlemen. Masyumi juga diharapkan bisa membatasi aktivitas komunis dan Indonesia menjadi lebih ramah kepada Barat.

Lalu, bagaimana dengan PKI saat itu? PKI selalu menyebut iuran anggota dan pengurus adalah sumber dana partai. Lalu, berkembanglah anggapan bahwa PKI yang lebih banyak membidik kalangan rakyat bawah atau proletar ini mendapat sokongan dana dari Uni Soviet dan China, dua negara besar yang menganut ideologi komunisme.

Meski tak ada bukti kuat, banyak orang percaya dengan dugaan ini. Kabarnya, ada tiga juta WNI keturunan Tionghoa turut menjadi donatur PKI. Tentu saja mereka melakukannya dengan terpaksa akibat tekanan dari pihak Kedutaan China di Jakarta.

Meski telah disokong dana oleh CIA, suara Masyumi ternyata berada di bawah PNI yang duduk di peringkat pertama. Di bawah Masyumi ada Nahdlatul Ulama, dan PKI di peringkat keempat.

Banyak campur tangan CIA untuk ganggu hidup Bung Karno (history.com)

#3 Diserang film enak-enak


Modus lain yang digunakan CIA untuk mengganggu hidup Bung Karno adalah dengan serangan film enak-enak. Caranya adalah dengan membuat film porno yang bintangnya seolah-olah adalah Bung Karno.

CIA bahkan sampai harus melakukan seleksi untuk mencari pemeran laki-laki yang mirip dengan Bung Karno. CIA menginginkan laki-laki berkulit gelap khas Asia dan kepala botak. Hingga akhirnya dibuatlah topeng yang mirip dengan wajah Bung Karno.

CIA akhirnya berhasil membuat sejumlah foto. Namun tidak diketahui dengan pasti apakah foto-foto itu jadi digunakan untuk menyerang Bung Karno atau tidak.

Ada beberapa versi yang menyebut alasan CIA batal menyebarkan film enak-enak itu. beberapa pengamat menilai kampanye hitam dengan video porno tak akan mempan untuk jatuhkan Soekarno.

Ada juga yang beranggapan: sebagai seorang pria berkuasa, sah-sah saja Soekarno berhubungan dengan banyak wanita. Toh, raja-raja di Nusantara dulu juga banyak yang memiliki istri dan selir.

Bung Karno pernah hampir diserang fitnah bintangi film enak-enak (pinterest.com)