Seorang gadis bernama Jessica Hyer buka-bukaan soal gimana kehidupannya berpacaran dengan sugar daddy.
Menurut mahasiswa cantik itu, menjadi simpanan om-om kaya jauh dari kesan glamor yang selama ini dibayangkan banyak orang. Emang awalnya menyenangkan sih. Uang dengan mudah akan didapatkan. Tapi, pada akhirnya ia merasa seperti melacurkan diri.
Sugar daddy adalah istilah slang untuk menyebut pria yang menawarkan dukungan finansial maupun materiil kepada seseorang yang lebih muda.
Sementara menurut kamus Merris-Webster, sugar daddy merupakan sebutan untuk pria dewasa kaya yang menghabiskan uangnya demi membelanjakan kekasih maupun simpanannya berbagai barang.
Jessica Hyer mengaku, ia mulai menjadi gadis simpanan ketika berusia 16 tahun. Ia mengatakan dirinya terpaksa berpacaran dengan sugar daddy karena harus melunasi utang pendidikannya.
Tetapi pada usia 19, Jessica Hyer jadi bergantung pada uang yang diperolehnya dengan berhubungan seks dengan pria yang lebih tua dan lebih dari satu orang.
Gadis cantik ini tumbuh di Burnley, Lancashire, Inggris, di salah satu perkebunan paling miskin di negara itu. Ia meninggalkan rumah dan menghidupi dirinya sendiri di Manchester sejak usia 16 tahun.
Dia ke Manchester untuk belajar bahasa Inggris dan Drama di universitas. Namun, setelah satu tahun, dia ditagih £ 1.500 (pound) dan berhutang uang tunai kepada teman-temannya.
Ilustrasi Sugar Daddy (My Kampus Radio)
Pekerjaannya sebagai pelayan tidak membuatnya bisa membayar tagihan sehingga ketika sebuah iklan untuk situs web sugar daddy muncul di Facebook dia memutuskan untuk mendaftar.
Lalu, ia pun segera menemukan sugar daddy dan memulai kencan pertamanya yang jauh dari kesan "dilimpahi" dengan hadiah dan dukungan jangka panjang.
Awalnya dia menghasilkan hingga £ 150 (pound) hanya untuk bertemu para pria, tetapi kemudian disaat ia membutuhkan uang lebih banyak, dia setuju untuk berhubungan seks dengan mereka untuk jumlah yang lebih besar. Bahkan ia pernah diberi Lamborgini.
Meski awalnya ia takut karena belum pernah mendapat dan melihat uang sebanyak itu, tapi dia mencoba menerimanya. Ia merasa tidak punya banyak pilihan saat melakukannya.
Jess, yang merahasiakan pekerjaannya dari sebagian besar teman-temannya, bertemu sekitar 50 pria, kebanyakan setengah baya, dari berbagai latar belakang.
Bahkan Jess mengatakan bahwa tidak semuanya punya banyak uang. Tidak jarang juga mereka sangat pelit. "Sebagian besar dari kita tidak akan mengakui seperti apa sebenarnya kecuali itu kepada sugar baby lain," sambungnya.
Ia menutup-nutupi pekerjaannya pada saat itu karena tidak ingin ada yang tahu apa yang sebenarnya ialakukan. Ia mengaku malu melakukan hal ini. Tapi, sangat sulit untuk bisa melepaskan diri karena membutuhkan uang.
Setelah terjerat di dalamnya, ia pun mengaku bahwa sudah terbiasa dengan uang pemberian, meski ia sadar akan segala risikonya.
Saat mendapatkan uang, pasti ia akan selalu menghabiskannya karena berpikir bahwa hidup ini mudah. Tidak akan ada pikiran untuk menyimpan uangnya bahkan berinvestasi.
Kesehatan mentalnya juga memburuk terlebih saat ia merasa tidak memiliki dukungan dan tidak ada orang lain yang mendengarnya.
Ia bahkan telah melaporkan sejumlah pengguna ke situs tersebut dan tidak pernah mendapat tanggapan. Tidak ada yang dianggap serius.
Ia tidak mengatakan bahwa semua pria di sana tidak baik. Tapi dalam pengalamannya, sebagian besar pria tidak memperlakukannya seperti manusia.
Ilustrasi Cewek Simpenan Om-Om Kaya (Minews ID)
Seorang sugar daddy pernah berkata kepada saya: "Saya biasanya mencari gadis-gadis yang kurang cantik seperti Anda karena mereka kurang percaya diri. Bagi mereka Anda adalah investasi dan investasi seksual,” katanya menceritakan salah satu perlakuan tak baik yang pernah ia terima.
Sekarang, Jess sudah berusia 24 tahun dan sudah berhenti dari pekerjaannya itu. Ia bahkan telah membangun jaringan dukungan untuk sesama ‘sugar baby’, termasuk siswa yang beralih ke pekerjaan seks untuk mendanai kuliahnya.
“Saya berhasil keluar dari kencan sugar daddy dan saya ingin menjadi bagian dari proses itu untuk orang lain. Saya ingin orang tahu bahwa saya tidak menghakimi mereka yang memiliki pengalaman positif. Saya secara pribadi memiliki pengalaman yang mengerikan dan pada saat itu saya merasa tidak ada dukungan yang tersedia untuk saya. Saya ingin memberikan dukungan itu untuk pria dan wanita tanpa penilaian,” ungkapnya.
Ilustrasi Sugar Daddy (New York Post)