Kisah Khalifah Umar bin Khattab ‘Blusukan’ ke Rumah Rakyatnya di Tengah Malam

kisah khalifah umar bin khattab ‘blusukan’ ke rumah rakyatnya di tengah malam

Mensos Tri Rismaharini (Risma) melakukan blusukan di kawasan Sudirman-Thamrin dan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Banyak netizen yang mengomentari pilihan sikap Mensos yang baru menjabat tersebut. 

“Kalau punya wewenang apalagi jadi birokrat buat apa begini, yang dibutuhkan itu kebijakan bukan pencitraan,” tulis akun twitter @hakeibo.

“Kocak jadi mensos kerja keliling Jakarta cuma nyari orang susah buat pencitraan. Lebih kocak lagi yg muji2,” cuit akun twitter @dapitnih.

Bahkan Fadli Zon juga ikut menyinggung peristiwa ini dalam cuitannya.

“Blusukan secara proporsional bagus saja sbg cara melihat langsung lapangan. Tp klu kecanduan blusukan maka harus diperiksa jgn2 gangguan ‘gila pencitraan’,” demikian cuitannya.

Tanpa berniat mengomentari siapa pun, Gengs, tapi di zaman sahabat Nabi, pernah ada lho salah satu Khalifah atau pemimpin yang hobi blusukan. Dialah Khalifah Umar bin Khattab r.a.

Tri Rismaharini (Harianhaluan.com)

Suatu malam, seperti biasanya Amirul Mukminin Umar bin Khattab keliling kota melihat-lihat kondisi masyarakat, karena bagi beliau “mengambil keputusan dan merasa puas hanya dengan data dan laporan pegawai adalah kezaliman”. 

Beliau mau melihat kenyataan secara langsung, apakah benar isi laporan sama dengan kenyataan di lapangan.

Saat itu, beliau menjalankan program pemberian jatah bantuan bagi setiap anak kecil yang sudah disapih oleh ibunya (2 tahun). 

Namun, Amirul Mukminin mau melihat kenyataan yang terjadi di lapangan. Apakah pegawainya benar-benar menyampaikan kepada yang berhak.

Saat melewati sebuah rumah, tiba-tiba beliau mendengar tangisan anak kecil. 

Beliau pun mengetuk pintu dan meminta ibu si bayi agar mendiamkan anaknya yang sedang menangis itu. Beliaupun melanjutkan inspeksinya.

Fadli Zon (Editor.id)

Satu jam kemudian beliau melewati rumah itu lagi, dan masih mendengar tangisan bayi. 

“Kenapa belum kamu diamkan anakmu itu, kamu benar-benar bukan seorang ibu yang baik,” komentarnya.

“Kamu tahu apa! Anakku menangis karena aku menyapihnya sebelum waktunya, supaya dia mendapat jatah bantuan dari Umar!” jawab ibu itu geram, tapi dia tidak tahu siapa laki-laki besar yang sedang berbicara dengannya. 

Amirul Mukminin terdiam, dan pergi. Sambil meneteskan air mata beliau berkata, “Berapa banyak anak kecil yang telah dibunuh dan dizalimi oleh Umar!”

Besok pagi beliau langsung mengeluarkan keputusan baru bahwa setiap anak yang baru lahir mendapat jatah bantuan Negara.

Kisah Khalifah Umar bin Khattab (Muhyidin.id)