Orang yang udah gelap mata bisa melakukan apa aja. Demi mendapatkan uang dan kekayaan. Termasuk aku yang dulunya hidup enak dan mewah. Tapi setelah bangkrut, perlahan semua yang kumiliki hilang.
Rasanya nasib buruk selalu menimpaku, perusahaan bangkrut karena kena tipu. Padahal rekan bisnisnya adalah temanku sendiri. Tapi nyatanya demi keuntungan pribadi dia menipuku dan membuat bisnisku hancur.
Gak berhenti sampai disitu. Karena stres dengan masalah keuangan, aku jadi sering bertengkar dengan istri. Dia juga gak terbiasa hidup miskin. Karena gak tahan, dia kembali ke rumah orang tuanya yang kaya. Mertua yang juga membuangku, gak mau membantu sama sekali. Justru ikut merenggut istri dan dua anakku.
Selama satu bulan aku tinggal sendirian di kontrakan sempit. Aku pernah berusaha mencuri, tapi ketahuan dan malah berakhir 6 bulan dipenjara. Selama di penjara itu aku mengenal Karno.
"Aku punya kenalan dukun, kamu mau coba pesugihan?' tanyanya kala itu.
Dia menjelaskan di mana dukun itu tinggal dan bagaimana melakukan pesugihan tali pocong. Karno sendiri masih belum berani mencoba, katanya mending mencuri di rumah orang kaya aja.
Ketika aku udah bebas, dan entah kenapa jadi ingat dukun kenalan Karno. Aku nekat mencari alamat dukun itu. Menempuh perjalanan beberapa jam dengan harta terakhirku. Sejumlah uang yang tersisa setelah menjual semua barang yang kupunya.
Akhirnya aku sampai di tempat Mbah Ghani. Rumah kayu yang emang terkesan angker dari luar. Setelah bertemu dengannya aku semakin yakin buat melakukan pesugihan tali pocong. AKu membayangkan kalau bisa kaya lagi. Istri dan anakku akan kembali.
Ilusrasi bangkrut (techrepublic.com)
Malam itu juga Mbah Ghani menunjukkan kuburan yang bisa aku pakai untuk mencari tali pocong. Pas banget ada yang baru meninggal dan wetonnya pas. Aku merasa sangat beruntung.
Suasana malam di kuburan sangat sepi. Dengan berbekal cangkul, aku berusaha menggali. Sesajen aku letakkan di pinggir liang lahat. Perlahan aku mulai melihat papan kayu penutup mayat.
Dadaku berdegup kencang dan keringat mengalir deras saat itu. Meski udara terasa dingin, tetep aja aku berkeringat. Bau mayat masih bisa kuhirup. Busuk sekali!
Perlahan aku mendekati mayat itu, seorag laki-laki paruh baya. Aku mencari tali pocong dan melepaskannya. Meletakkan ke dalam tas setelah dibungus dengan kain kafan yang udah dikasih jampi-jampi.
Aku kembali menutup kuburan dengan papan kayu dan hendak naik ke atas. Tapi tiba-tiba kakiku gak bisa bererak. Rasanya ada yang menahanku. AKu panik setengah mati dan spontan berteriak.
Ilustrasi kuburan sepi (pikiran-rakyat.com)
Dadaku sesak dan rasanya ada beban berat di punggung. Aku benar-benar takut setengah mati. Aku berteriak minta tolong. Gak peduli lagi, karena dadaku semakin sesak dan sulit bernafas.
"Siapa itu? Hei kamu!," ada seseorag berteriak.
"Mau mencuri ya? Buat pesugihan?' tanyanya lagi.
Aku udah gak bisa bertahan lagi waktu itu. Pingsan di tempat. Pas bangun aku berada di rumah warga dengan tangan terikat. Aku justru bersyukur karena selamat. rasanya mau mati!
Meski kembali masuk penjara, aku dapat pengalaman berharga. Mending aku berusaha lagi aja daripada melakukan pesugihan yang gak jelas lagi.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan tokoh dan tempat kejadian sama sekali tidak disengaja. Buat hiburan aja ya gengs.
Ilustrasi tali pocong (faktualnews.com)