Kisah Lukminto, Bos Sritex yang Dapat Mimpi Sosok Ini Hingga Mantap Memeluk Islam

Kisah Lukminto, bos Sritex yang dapat mimpi sosok ini hingga mantap memeluk Islam.

Pendiri dan pemilik pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) adalah seorang mualaf. Dia adalah H. Muhammad Lukminto.

Sosok kelahiran Nganjuk, 1 Juni 1946 ini telah meninggal dunia pada 5 Februari 2014 lalu di Singapura. Dia meninggalkan seorang istri bernama Sie Lee Hwie atau Susyana dan 5 orang anak.

Semasa hidup, kehidupan sang bos Sritex ini berubah. Dia terlahir dengan nama Ie Djie Shin. Dia pun resmi memeluk Islam sejak Mei 1995 lalu.

Menurut Ketua Pembina Mental PT Sritex, Ustadz Muhammad Amir, Lukminto memeluk Islam setelah mengaku bermimpi didatangi sosok berjubah putih.

Ketika terbangun dari tidurnya, Lukminto lantas bertanya maksud dari mimpi tersebut kepada tukang pijatnya. Kata tukangpijatnya, itu adalah pertanda bahwa Lukminto diminta masuk Islam.

Amir mengatakan bahwa tukang pijat itu bernama Edi Santoso. Edi menyatakan begitu karena kebetulan dia termasuk orang yang taat beribadah. 

Lukminto, bos Sritex (sangpencerah.id)

Masih belum yakin dengan jawaban itu, Lukminto pun bertanya arti mimpi tersebut kepada Harmoko, mantan Menteri Penerangan di era Orde Baru silam.

Lukminto sendiri dekat dengan Harmoko. Rumah ayah Lukminto di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur bertetangga dengan rumah ayah Harmoko.

“Pak Harmoko mengatakan hal serupa. Itu pertanda bahwa Lukminto diminta memeluk Islam,” ucap Ketua Pembina Yayasan Lailatul Qadr Sukoharjo tersebut.

Setelah diyakinkan, Lukminto pun mantap memeluk Islam dengan dibimbing Muhammad Amir. Lukminto kemudian membaca dua kalimat syahadat pada Mei 1995 di masjid Baitus Syukur di Kompleks Pabrik PT Sritex di Sukoharjo.

Selanjutnya, Amir mendampingi Lukminto dalam menjalankan syariat Islam. Tiap Jumat, Lukminto belajar salat yang dibimbing oleh Amir. Baik di rumah maupun di kantornya.

Pendiri dan pemilik PT Sritex ini masuk Islam tahun 1995 (tempo.co)

“Pak Lukminto juga beberapa kali naik haji dan menjalankan umrah,” katanya. Amir mengatakan bahwa dirinya juga ikut mendampingi Lukminto naik haji, yaitu pada tahun 1996, 1998, dan 2000.

Lebih jauh, Lukminto juga berperan aktif mengelola pondok pesantren. Yaitu pondok pesantren Lailatul Qadr di dekat pabrik Sritex. Ponpes itu didirikan oleh Harmoko, dan Lukminto menjadi anggota dewan pembina bersama Agung Lasono dan Wakil Bupati Sukoharjo.

H. Muhammad Lukminto kemudian meninggal dunia di Singapura pada 5 Februari 2014 di Singapura. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga di Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah.

Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 lalu (solopos.com)