Malam ini akan ada keajaiban alam yang bernama Hujan Meteor Geminid. Kabar baiknya, warga Indonesia bisa berbangga hati karena bisa menyaksikan fenomena astronomi langka ini.
Menurut Emanuel Sungging, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Kamu bisa melihat fenomena ini selama langit bersih tanpa awan dan bebas dari polusi cahaya. Kamu bahkan bisa melihatnya dengan mata telanjang.
# Bisa Dilihat Oleh Mata Telanjang dan dari Seluruh Wilayah Indonesia
"Iya (bisa diamati dengan mata telanjang), selama tidak berawan dan kondisinya minim polusi cahaya," kata Sungging mengutip kompas.com
Tak usah khawatir soal tempat. Kalian masyarakat Indonesia di mana pun berada, bisa melihat fenomena alam ini kok. Sebab hujan ini bisa diamati dari semua tempat di Indonesia.
# Kapan Terjadinya Hujan Meteor Geminid
Lebih lanjut Sungging menjelaskan bahwa hujan meteor Geminid ini adalah hujan meteor yang titik radian/muasalnya berada di konstelasi Gemini.
Penampakan hujan meteor geminid di Indonesia (ilmugeografi.com)
Hujan Meteor ini sudah terjadi tadi malam 13 Desember 2020 sejak pukul 20.00 WIB hingga pukul 5.00 WIB pada 14 Desember.
Intensitas berkisar 86-107 meteor per jam dengan ketinggian radian mulai 45 derajat hingga 62 derajat.
# Berasal dari Remah-Remah Komet
Mengutip kompas.com, meteor ini berasal dari remah-remah komet yang tak dikenal yang terpecah-pecah di masa silam.
Hujan meteor yang mirip kembang api (liputan6.com)
Salah satu pecahannya membentuk asteroid 3200 Phaethon. Sebuah asteroid dekat bumi kelas Apollo dengan periode revolusi 1,4 tahun.
Selain itu, karena intensitasnya besar, yaitu 100 meteor per jam. Hujan meteor ini kelihatan indah dan menarik. Seperti hujan kembang api.
Selain fenomena hujan meteor. Ada juga fenomena astronomi lain di tanggal 14 Desember 2020, yaitu bulan sabit tua.
Fenomena ini terjadi sejak pukul 4.50 WIB sampai 5.30 WIB.
bulan sabit tua kali ini berumur 28 hari 17,37 jam, dengan elongasi 9,23 derajat dan terbit dari arah Timur-Tenggara di konstelasi Ophiuchus.
Toposentris berjakan 361,743 km dengan iluminasi 0,79 persen, bermagnitudo visual -4,99 dan lebar sudut 0,13 menit busur.
Kalian ada yang lihat gak semalam, atau subuh tadi? Gimana ges, cantik kan?
Sayang di beberapa tempat di Indonesia semalam hingga pagi hujan deras jadi gak bisa lihat deh.
Hujan meteor leonid (kompas.com)