Jadi Artis Ibukota, Soimah Mengaku Lebih Berhati-hati di Jakarta Dibanding di Yogyakarta

jadi artis ibukota, soimah mengaku lebih berhati-hati di jakarta dibanding di yogyakarta

Sebagai anak daerah yang kemudian berkarier di Ibu Kota, presenter dan penyanyi Soimah Pancawati mengaku lebih berhati-hati menentukan sikap.

Nggak kayak waktu di Yogyakarta, kini Soimah lebih membatasi pergaulannya.

"Di sini oke lah, aku memang nyari duit, bukan nyari masalah. Dan memang aku membatasi siapa aja temanku di sini untuk benar-benar berteman," kata Soimah.

Namun, Gengs, dalam hal pekerjaan, Soimah mengaku nggak pernah membatasi diri bekerja dengan siapa pun.

Hanya saja, buat urusan masuk dalam perkumpulan atau berteman, Soimah masih merasa takut.

"Kan saya tahu banget dunia kayak gini sikut-sikutan segala macam. Di depan baik, di belakang gimana, kan aku paham," ucap wanita yang pernah belajar tari di padepokan Bagong Kussudiardja itu.

"Jadi daripada kayak basa-basi sama ini, ini, mending enggak usah. Mending di rumah," kata Soimah melanjutkan.

Soimah juga membatasi pergaulannya di Jakarta. 

soimah menjadi juri di salah satu acara televisi (Wikipedia.com)

Itu karena ia harus menghindari berkomentar tentang masalah atau gosip artis lain. Nah, patut ditiru nih, Gengs.

Artis mulititalenta itu juga menyatakan, apa saja bisa dijadikan bahan pemberitaan kalo tinggal di Jakarta.

Untuk menyikapi itu, Soimah biasanya memilih diam daripada salah berbicara, Gengs. 

Sedangkan, pendapatnya diberikan cukup di belakang layar.

 

"Bukan berarti saya sempurna, saya baik, enggak. Tapi paling tidak, bisa mengurangi, menghindari itu (masalah)," kata Soimah.

di Jakarta Soimah harus membatasi pergaulan (Wikipedia.com)

"Sebenarnya di Yogya itu pun aku masih berpikiran 'aku masih enjoy dalam berkesenian', jadi apa yang aku lakukan, aku enjoy. Jadi aku itu enggak punya ke depannya aku mau jadi apa, aku itu enggak tahu," ujar seniman yang kini berusia 40 tahun tersebut. 

Demikian halnya saat Soimah memutuskan mengadu nasib di Jakarta. Nggak ada perasaan, cita-cita atau keinginan berlebih untuk mencoba panggung yang lebih besar atau keinginan lainnya.

"Ngalir kabeh uripku (mengalir semua hidupku). Aku enggak punya cita-cita, enggak kemrungsung, pokoke sing penting," ucapnya terhenti dan berpikir. Kemudian Soimah berkata, "Enggak ngerti aku, otakku neng endi yo ra paham."

salah satu sudut di padepokan bagong kussudiardja, tempat soimah belajar tari (PSBK.com)