Mengharukan! Anak Histeris Saat Lakukan Rekonstruksi Pembunuhan Sang Ayah

mengharukan! anak histeris saat lakukan rekonstruksi pembunuhan sang ayah

Seorang anak gadis remaja seketika histeris saat mengikuti rekonstruksi kasus pembunuhan sang ayah. Rekonstruksi adalah salah satu proses alias tahapan penyidikan bagi pihak kepolisian dalam mengusut sebuah perkara.

Dalam proses ini, biasanya diikuti sejumlah saksi seperti pihak keluarga korban sendiri. Saat menyaksikan reka adegan tersebut, pastinya akan menyisakan duka yang amat mendalam. Sebab keluarga dibuat tak kuasa melihat aksi sadis para pelaku membunuh orang terdekatnya.

Gadis remaja tersebut merupakan anak sulung dari Raja Adat di Samosir Rianto Simbolon.

Putri Rianto, Menanti Boru Simbolon, menangis histeris tatkala melihat sejumlah pelaku yang membunuh sang ayah dengan keji di hadapannya.

contoh rekonstruksi kasus pembunuhan (HarianMistar.com)

Kejadian itu terekam dalam sebuah video yang diunggah akun jejaring media sosial Instagram @Djawanewscom. Dalam captionnya, dijelaskan bahwa peristiwa yang membuat hati miris ini terjadi di Mako Polres Samosir, Sumatera Utara.

Menanti Boru Simbolon, putri dari korban (Hops.ID)

Adapun penyebab sang ayah dibunuh lantaran dipicu persoalan pembagian tanah dan rasa dendam dari para pelaku.

“Anak gadis tsb dan keenam adiknya harus menerima takdir bahwa ia pun telah menjadi anak yatim piatu, karena sebelum alm ayahandanya berpulang, sang Ibunda sudah lebih dulu berpulang pada tahun 2018,” tulis akun @Djawanewscom.

“Kini mereka pun tinggal di rumah peninggalan orang tuanya sementara dua orang adiknya dititipkan di panti asuhan, ada juga yang sampai putus sekolah,” sambungnya.

Dalam video tersebut, awalnya Menanti duduk dengan tenang di sebuah kursi plastik berwarna merah.

Sejumlah orang termasuk tim penyidik dari pihak kepolisian mengamati proses reka ulang adegan pembunuhan Rianto Simbolon.

Secara tiba-tiba, Menanti histeris dan menangis serta meraung-raung ketika proses reka adegan menginstruksikan para pelaku memperagakan pembunuhan yang didalangi oleh sejumlah orang pria.

“Bapak e, bapak e, boasa ipamate hamu bapaki (Kenapa kalian matikan bapakku itu),” kata Menanti dalam bahasa daerahnya.

Menanti terlihat berusaha mendekati para pelaku pembunuhan, tetapi pihak kepolisian langsung bergerak cepat.

Kini Menanti bersama dengan tujuh adiknya hidup sebagai yatim piatu. Sang Ibu sudah terlebih dulu berpulang pada 2018.

sebelum Menanti Histeris (hops.id)