Kisah Hidup Gus Baha, Ulama Kesayangan Mbah Moen yang Terkenal Cerdas

Gus Baha menjadi sorotan publik setelah ikut komentar dengan bijaksana soal kasus Nikita Mirzani.

Gus Baha semakin terkenal dan banyak videonya di YouTube dan media sosial. Pengajian yang dibawakan oleh beliau selalu terasa segar dan lugas.

Gus Baha punya nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim. Beliau adalah santri kesayangan almarhum KH Maemun Zubair (Mbah Moen) di Rembang. GUs Baha saat ini menjadi salah satu ulama nahdlatul Ulama (NU).

Gus Baha adalah putra seorang ulama ahli Quran, KH Nursalim Al-Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Selain hafal Al Quran beliau juga dikenal sebagai ahli tafsir yang punya pengetahuan mendalam tentang Al Quran.

Bahkan kemampuannya untuk menfasirkan ayat Al Quran dipuji oleh Prof Quraisy Syihab.

"Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail al-Quran hingga detail-detail fikih yang tersirat dalam ayat-ayat al-Quran seperti Pak Baha," ungkap beliau.

Ayah Gus Baha adalah murid dari KH Arwani Al-Hafizh Kudus dan KH Abdullah Salam Al-Hafizh Pati. Berdasarkan silsilah keluarga ayah, dari buyut hingga generasi keempat adalah ulama-ulama ahli Quran yang andal.

Jadi memang pantas beliau menyandang gelar seorang ahli tafsir ya gengs. Silsilah keluargaya gak main-main soalnya. Gus Baha masuk ke dalam keluarga besar ulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya ada di area Masjid Jami Lasem.

Gus Baha (islamramah.co)

Gus Baha mulai menempuh pendidikan agama dan hafalan Al-Quran di bawah asuhan ayahnya. Sejak kecil beliau udah khatam al-Quran beserta qiraah.

Ketika remaja, Kiai Nursalim menitipkan Gus Baha untuk mondok dan berguru pada Syaikhina KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang.

Gus Baha mengkhatamkan hafalan Shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi dan sanadnya. Gus Baha juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Muin dan kitab-kitab gramatika Arab. Misalnya ada Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

santr kesayangan Mbah Moen (nusadaily.com)

Selain santri yang menonjol dan berprestasi, Gus Baha juga sangat dekat dengan kyai dan gurunya. Dia sering terlihat mendampingi Mbah Moen untuk menerima tamu atau sekadar bersantai.

"Santri tenan iku yo koyo Baha iku," (Santri yang sebenarnya itu ya seperti Baha itu) kurang lebih seperti itulah ucapan Syaikhina yang riwayatnya sampai ke penulis Ma'had Aly Jakarta.

Gus Baha dan keluarganya sempat tinggal di Jogja. Tapi setelah ayahnya wafat, beliau yang meneruskan pondok pesantren hingga kini. Gus Baha yang punya santri di Jogja tetap sering mengunjungi Jogja.

Terkenal cerdas (suluk.id)