Kisah Partai Politik di Timor Leste Lakukan Ritual Sumpah Darah Sebelum Maju Pemilu

Kisah partai politik di Timor Leste lakukan ritual sumpah darah sebelum maju pemilu.

Kepercayaan mistis di Timor Leste ternyata masih kental hingga sekarang. Negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia ini masih melakukan praktik ilmu gaib untuk kehidupan sosial-politiknya.

Salah satu contohnya adalah ritual yang dilakukan jelang pemilu parlemen Timor Leste. Ritual ini bahkan dilakukan oleh partai politik Timor Leste, KHUNTO.

KHUNTO adalah akronim yang berarti Perkaya Persatuan Nasional Anak-anak Timor. KHUNTO adalah satu dari dua partai yang meraih kursi di parlemen untuk pertama kalinya.

Partai politik Timor Leste ini memenangkan 6,4% suara sah dan lima kursi. Kapasitas itu cukup untuk memberi peran penting dalam pembentukan pemerintahan baru di Timor Leste.

Pada September 2017 lalu, KHUNTO menjalankan peran ini secara dramatis. Mereka membelot dari kesepakatan yang telah dinegosiasikan sebelumnya dengan Partai FRETLIN yang duduk di posisi pertama di Timor Leste.

Dengan begitu, KHUNTO telah menghancurkan mayoritas parlemen baru bentukan Perdana Menteri Mari Alkatiri.

Pendukung partai politik KHUNTO di Timor Leste (matamatapolitik.com)

Sebelum terjadinya pembelotan dramatis itu, KHUNTO juga sempat memicu rasa penasaran di kalangan pemerhati politik Timor Leste.

KHUNTO sendiri adalah partai politik yang tidak terkait dengan organisasi yang memainkan peran utama dalam perjuangan kemerdekaan melawan pemerintah Indonesia dulu. Partai ini berbeda dari partai lainnya yang memenangkan kursi di parlemennya.

KHUNTO bahkan tidak dipimpin oleh generasi tua yang terkemuka. Sebaliknya, KHUNTO mendapat dukungan dari anggota sejumlah kelompok pencak silat, terutama dari kalompok Anak Bijak Negeri atau KORK. KORK dipimpin oleh suami pemimpin KHUNTO dan dari jaringan keluarga terkait.

Kelompok pencak silat ini adalah institusi yang penting di kalangan anak muda Timor Leste. Mereka menawarkan persahabatan, rekreasi, dan jalan keluar untuk identitas maskulin.

(matamatapolitik.com)

Menurut para pengamat politik, KHUNTO adalah partai para pemuda yang kehilangan haknya. Terutama para pemuda pengangguran di Dili dan kota-kota lainnya di Timor Leste.

Sebagian besar daya tariknya dikait-kaitkan dengan praktik budaya yang dipinjam langsung dari budaya kuasi-mistik organisasi bela diri. Termasuk masyarakat pedesaan di sana.

Pendukung KHUNTO akan mengambil 'juramento' atau sumpah darah. Tujuannya adalah menekankan kesetiaan mereka pada pesta dan mengundang kemalangan jika mereka mengkhianati sumpah darah itu.

Sumpah darah adalah upaya mereka untuk mengunci suara mereka. Hal ini juga dimaksudkan untuk mencegah perburuan dari pihak lain. Pendukung KHUNTO pun mengikat diri mereka sebagai kerabat, jadi seperti saudara-saudari yang bersumpah untuk membantu satu sama lain di masa-masa sulit.

Ilustrasi, mereka punya ritual sumpah darah sendiri sebelum pemilu (youtube.com)

Ritual sumpah darah itu juga memanfaatkan aliran mistisisme yang lazim di Timor Leste. Mereka pun mempraktikkan bersama-sama antara ajaran Katholik dengan keyakinan animisme.

Pemimpin KHUNTO sendiri mengaku bahwa dia telah bertemu Malaikat Jibril dan telah menerima bahasa rahasia. Foto pemimpin KHUNTO sendiri muncul mengenakan jubah yang menginisiasi anggota KORK baru.

Di balik itu, ada hal menarik lainnya terkait sumpah darah yang dilakukan anggota KHUNTO tadi. Mereka sama-sama bersumpah di bawah seruan KHUNTO untuk tidak melakukan korupsi.

KHUNTO menawarkan persaudaraan dan saling membantu (indosport.com)