Baru-baru ini muncul sebuah statement dari Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyebutkan bahwa dirinya geram dengan aktivitas FPI yang sembarangan memasang baliho di seluruh Jakarta, selain itu Pangdam Jaya juga menyebutkan mendingan FPI dibubarkan saja.
"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja! Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seprti yang ngatur suka-sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya," tegasnya dilansir dari era.id.
Kronologis awalnya yaitu ketika sejumlah petugas satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin alias liar itu. Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan.
Selain itu Dudung juga menanggapi tentang video viral di media sosial berkait sejumlah orang berseragam TNI menurunkan spanduk dan baliho pimpinan FPI Rizieq Shihab.
"Ada (orang) berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya," katanya saat apel pasukan di Monas, Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Dia tidak segan menindak tegas jika FPI masih berani memasang spanduk yang tidak sesuai aturan hukum.
Pangdam menegaskan, TNI akan turun tangan jika ada ajakan atau provokasi yang mengganggu keamanan negara. Pangdam mengirim pesan kepada semua pihak agar tidak coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan.
Memang bukan hal baru lagi jika gemuruh pembubaran FPI bergema, sejak beberapa tahun yang lalu hal ini sudah terdengar kencang dari berbagai pihak.
FPI sendiri mulai dikenal publik dan mulai menampakan eksistensinya pada pada era 1998.
Sesudah itu, FPI seperti laskar yang tidak terbendung dengan dalih “polisi syariat”. Mereka mengobrak-abrik warung yang buka saat Ramadhan, melakukan kekerasan di jalanan kepada kelompok yang tidak sepandangan dengan mereka, sampai merusak patung-patung di Purwakarta seperti dilansir dari geotimes.co.id.
Sampai beberapa tahun belakangan ini berbagai kontroversi dan gesekan dengan berbagai pihak baik segi politik dan pemahaman semakin panas dan sering terjadi, dan disebutkan bisa berbahaya bagi keutuhan serta kedamaian bangsa dan negara.
Nah, lalu muncul kembali pertanyaan dibenak kita semua mungkin jika nantinya Front Pembela Islam (FPI) benar-benar dibubarkan mau kemana meraka dan jadi apa mereka ?
Mengutip konten dari geotimes.co.id yang tayang pada tahun 2019 lalu dengan judul "Kalau FPI Dibubarkan, Mau ke Mana Mereka ?" dalam konten tersebut disebutkan beberapa analisis tentang hal tersebut.
Berikut analisis yang disebutkan dalam pembahasan konten di website geotimes.co.id. :
Jika benar dibubarkan, nantinya analisis yang muncul kemungkinan terbesar adalah FPI ganti nama. Ini yang bisa mereka lakukan untuk menghapuskan berbagai jejak kekerasan yang pernah mereka lakukan.
Tapi, yang berbahaya adalah ketika kader yang sudah terdampak doktrin kekerasan itu akhirnya bergabung dengan organisasi yang lebih militan dan punya tujuan kekerasan berbeda dengan bom bunuh diri.
Sangat mungkin terjadi, kader FPI yang masih sangat muda dan belum punya pegangan itu dirayu untuk menjadi “penganten”. Ini akan menaikkan level mereka dari pendemo di jalanan menjadi aksi nyata.
Ini yang dikhawatirkan pemerintah dan banyak pihak. Jika asal membubarkan, tentu enak saja. Dampaknya bagaimana? Tentu harus ada kajian-kajian untuk meredam dampak yang mungkin terjadi. Apalagi Indonesia sedang berpacu dalam menggaet investor asing untuk pemulihan ekonomi , satu bom bunuh diri saja akan berdampak pada banyak hal di negeri ini.
Terlepas dari berbagai hal negatif yang selama ini dipandang oleh beberapa pihak terkait FPI namun ada hal positif juga tentunya dan perlu dipahami ada beberapa kelompok yang memandang FPI harus masih bisa eksis terkait berbagai kepentingan dibaliknya, inilah yang harus dipahami, ditelusuri secara tepat dan dicarikan jalan keluar, sehingga jika nantinya benar-benar dibubarkan tidak akan semakin membuat tidak terkontrol dan menimbulkan ketidakstabilan bangsa dan negara.
Tangkapan Layar Konten Website geotimes.co.id Tentang FPI