Indonesia merupakan negara kepulauan, hal ini menjadi sebuah tantangan bagi salah satu sistem pertahanan bangsa dan disini khususnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai salah satu garda terdepan dalam pertahanan dalam mempertahankan serta menjaga kedaulatan negara harus ekstra mempersiapkan itu semua.
Berbagai instrumen pertahanan yang dimiliki TNI untuk menjaga hampir 17 ribu pulau di Indonesia ini dari berbagai serangan asing bukan hal mudah. Untuk itu TNI terus melatih kemampuannya dalam mempertahankan wilayah kesatuan Republik Indonesia, salah satunya adalah latihan uji coba embarkasi dan debarkasi kendaraan tempur TNI untuk dikerahkan dalam operasi pendaratan jika pulau-pulau terluar Indonesia diduduki oleh musuh.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Kapal Perang KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Banjarmasin 592 di Surabaya, Jawa Timur pada hari Kamis, 22 Oktober 2020 dilansir dari viva.co.id.
KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Banjarmasin 592 yang berada dijajaran Satlinlamil 2 Surabaya itu melakukan uji coba embarkasi dan debarkasi sejumlah material tempur milik Batalion Kavaleri 8 Divisi 2 Kostrad TNI AD.
Material tempur yang dilatihkan diangkut oleh dua kapal perang TNI AL itu adalah material tempur transporter, Meriam Caesar, dan Astros.
Tapi jangan salah, uji coba embarkasi dan debarkasi material tempur milik TNI AD itu dilakukan bukan untuk melakukan operasi pendaratan saat ini. Melainkan, untuk latihan puncak TNI AD atau Latihan Antar Kecabangan Kartika Yudha 2020 yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini.
Komandan Satlinlamil 2 Surabaya, Kolonel Laut (P) Elmondo Samuel Sianipar menyatakan, pihaknya telah mempersiapkan keterlibatan satuannya dengan mengadakan Sinkronisasi dan Tactical Floor Game (TFG) rencana operasi pendaratan administrasi dukungan latihan Kartika Yudha TNI AD 2020.
Menurut Komandan Satlinlamil 2 Surabaya ujicoba ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan KRI Teluk Bintuni 520 dengan mengangkut Tank Leopard 3 kendaraan tempur dalam melaksanakan operasi pendaratan ke pantai dengan aman dan lancar, serta keluar masuk kendaraan tempur pada kapal jenis LST dengan aman dan lancar sehingga diperolah data yang dibutuhkan saat embarkasi dan debarkasi.
“Meskipun KRI Bintuni 520 didesain untuk mengangkut Tank Leopard, tetapi juga harus tetap diujicobakan agar kita mengetahui kemampuannya” kata Kolonel Laut (P) Elmondo Samuel Sianipar melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA Militer, Jum'at, 23 Oktober 2020.
Untuk diketahui, KRI Teluk Bintuni-520 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya belasan ton. Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa 2 unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi helipad dengan fasilitas hangar.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni 520, sebagai salah satu LST terbesar dimiliki TNI AL, kapal perang produksi dalam negeri ini juga memiliki turntable/meja putar dengan kapasitas hingga 90 ton. Besarnya kapasitas turntable di KRI Teluk Bintuni 520 lantaran kapal ini memang didesain untuk membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 TNI AD yang bobot per tank mencapai 60-tonan. Dan hebatnya, turntable yang terpasang di KRI Teluk Bintuni 520 adalah buatan BUMN PT Pindad.
Photo : Dispen TNI AL
Turntable di kapal LST adalah meja/plat yang digunakan untuk memutar arah kendaraan lapis baja di dalam tank deck. Seperti diketahui, umumnya LST dirancang dengan satu pintu ramp (ramp door) pada bagian haluan, dimana ramp door digunakan untuk masuk dan keluar kendaraan ke dalam tank deck.
Kapal LST ini juga mempunyai panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya maksimal 16 knot, dengan main engine 2 x 3.285 kw yang ditenagai dua mesin. Sedangkan kapal jenis LST lainnya yang berada dibawah pembinaan Kolinlamil yaitu KRI Teluk Manado-537, KRI Teluk Hading-538, KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Lampung-540.
Sementara itu, Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi mengatakan, kapal-kapal jenis LPD yang dimiliki jajaran Kolinlamil yang memiliki kemampuan angkut ranpur jenis tank adalah KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.
Sedangkan kapal lainnya seperti, KRI Tanjung Kambani 971 merupakan kapal bantu angkut personel, yang dilengkapi juga dengan 4 unit LCVP merupakan kendaraan angkut air dengan panjang yang mampu mengangkut pasukan, kendaraan tempur, kendaraan administrasi ataupun dukungan logistik lainnya pada saat Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan Operasi Militer Perang (OMP).
Bukan perkara mudah memang menjaga sebuah keutuhan sebuang bangsa dan negara agar selalu bisa berdaulat atas daerahnya khususnya bagi TNI. Selain pemutakhiran berbagai alutsista pertahanan, dibutuhkan juga peran segala aspek lapisan bangsa agar bisa bersatu dan memilki misi dan visi yang sama bahwa kedaulatan bangsa hal mutlak dan tidak bisa diganggu gugat oleh pihak asing manapun.
Photo : Dispen TNI AL