Sebelum jadi diri kita yang sekarang, kita semua pernah jadi bayi. Kita semua pernah merasakan betapa lemahnya kita sebagai manusia. Jauh sebelum badan kita jadi kuat, sombong, dan berbahaya.
Bisa nangis aja orang tua kita udah seneng mendengarnya. Soalnya kalo udah gede nangis terus malah dicap cengeng.
Ya, kita semua adalah anak manusia yang pernah mengalami "periode gelap". Kita nggak akan bisa ingat lagi masa-masa kita waktu masih bayi. Padahal kita udah dikasih paket lengkap sebagai manusia seutuhnya sejak bayi. Kenapa begitu?
Semua orang akan mengalami hal ini. Tau-tau udah gede aja. Hal ini disebut sebagai amnesia masa bayi atau kanak-kanak. Sementara penyebabnya masih agak membingungkan.
Kenapa rata-rata manusia nggak bisa ingat lagi masa bayinya? Ini dia beberapa alasannya.
Kenapa semua orang nggak bisa mengingat masa bayinya? (unsplash.com)
#1 Otak kita belum berkembang sepenuhnya
Kenapa setiap orang nggak bisa mendapat ingatan masa bayi? Menurut banyak ahli saraf, bayi emang belum bisa meletakkan ingatan jangka panjang. Soalnya, otak bayi belum berkembang sepenuhnya.
Sebagai seorang bayi, manusia sangat lemah. Tapi kita masih tetap bisa membuat beberapa jenis kenangan. Faktanya, kedua sistem otak kita yang diperlukan untuk membuat ingatan, yaitu hippocampus dan lobus temporal medial, cukup berkembang pada saat usia kita satu tahun.
Ahli saraf percaya bahwa wilayah otak ini membantu kita membentuk ingatan episodik. Itu adalah ingatan masa bayi tentang hal-hal yang terjadi pada kita. Ada yang masih inget?
Soalnya otak kita belum berkembang sepenuhnya (unsplash.com)
#2 Masih terbatas soal bahasa
Para psikolog berpendapat bahwa manusia nggak bisa mengingat masa kanak-kanaknya. Soalnya, manusia belum bisa membingkai ingatan (((MEMBINGKAI INGATAN))) dalam istilah linguistik.
Oleh karena itu, kita semua nggak pernah benar-benar bisa mengatur atau menyimpan ingatan itu dengan baik.
Kita belum tau kata-kata itu waktu masih bayi, tentang jarum suntik, stetoskop, atau benda apa pun di sekeliling kita. Padahal kita sudah bisa melek, mendengar, ngoceh, atau merasakan sesuatu.
Hari-hari pra-verbal, atau waktu-waktu sebelum kita bisa berbicara dengan bahasa, membuat kita nggak jelas dengan semua itu. Sebab, seluruh skema di kepala kita sangat berbeda dengan dunia orang dewasa. Makanya kita cuma bisa mendengar kisah masa kecil kita dari orang tua atau orang-orang terdekat aja.
Lucu sih, tapi belom bisa berbahasa ... (kompas.com)
#3 Kita belum mengenal sifat sendiri
Agar seorang bayi bisa mengingat kembali ingatannya waktu masih bayi, bayi itu harus bisa mengembangkan rasa dirinya. Persis sebelum mereka bisa mengembangkan ingatannya tentang hal-hal yang terjadi pada mereka.
Menurut para psikolog hal ini dikenal sebagai "ingatan autobiografi".
Karena belum bisa melakukan itu, seorang bayi nggak bisa benar-benar mengerti siapa dirinya. Mereka cenderung akan kesulitan memilih hal-hal yang relevan secara pribadi.
Salah satu percobaan tentang pengenalan diri dan ingatan membantu memberikan dukungan untuk hipotesis tentang alasan kenapa bayi nggak bisa mengingat masa kecilnya.
Psikolog Hark Howe pernah menguji apakah bayi mampu mengenali diri mereka sendiri di cermin. Hasilnya, seorang bayi yang bisa mengingat apa yang mereka lakukan tentu akan tetap kesulitan mengingat ketika bayi itu dihadapkan pada cermin.
Kalo bisa, bayi itu pasti viral deh di internet.
Apalagi mengenali sifat sendiri (unsplash.com)