Kontroversi Bansos yang jadi Sorotan, Mulai Beras Campur Plastik Sampai Daging Busuk

Emang jadi perbincangan banyak orang soal bansos, masak ada beberapa yang tak layak, apa aja?

Belakangan ini warga desa Sukaratu dihebohkan dengan bantuan sosial (Bansos) Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) yang mereka terima ternyata tak layak.

Kenapa tak layak? Soalnya bantuannya ada yang bercampur plastik. Kalau diperhatikan sekilas emang tersamarkan karena mirip tapi kalau dilihat dengan teliti ya ketauan.

Bansos menuai kontroversial


Sebelum beras bercampur plastik di atas, bansos yang diberikan oleh pemerintah untuk warga tidak mampu kerap menuai kontroversi. Mulai dari persoalan tidak tepat sasaran, data yang semrawut, hingga kualitas bahan yang diberikan. Seperti apa bentuknya?  yuk kepoin....

Bansos (Boombastis.com)

Daging Ayam program BPNT berbau busuk


Kesel sekaligus marah. Itulah yang dirasakan oleh Kepala Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Arief Rachman Hakim. 

Gimana enggak, hal ini terjadi setelah mendengar laporan warga soal daging ayam yang busuk dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Ia pun lantas membuang daging-daging lainnya yang masih dibungkus box di tengah jalan.

Kepala desa membuang daging busuk (Boombastis.com)

Plastik bercampur beras

Dilansir dari Boombastis.com, Temuan plastik bercampur beras oleh warga Desa Sukaratu Kabupaten Cianjur kini menjadi sorotan publik. Saat dimasak oleh salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM), tekstur nasi yang dihasilkan sedikit lembek, lengket, dan tidak pulen. 

Usut punya usut ternyata ada butiran bening plastik berbentuk bulat yang bercampur dengan beras BPNT. Hal ini kemudian menjadi perhatian bagi Plt Bupati Cianjur Herman Suherman.

Ada dugaan bansos dikorupsi

Ada 102 kasus dugaan penyelewengan dana bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19 di berbagai daerah yang tengah diselidiki oleh Polri. Mulai dari tingkat Wali Kota hingga Ketua RT. 

“Apabila kerugian negara cukup besar, penyidikannya dilakukan secara profesional dan proposional oleh penyidik sesuai peraturan perundang-undangan,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono yang dilansir dari CNN Indonesia.

Data Bansos gak sinkron

Kesalahan data warga miskin yang menjadi sasaran bansos menjadi salah satu penghambat distribusinya kepada masyarakat miskin. 

Keruwetan yang terjadi tak hanya di pusat, tapi juga ke daerah-daerah hingga ke lapisan yang paling bawah. Data yang diolah oleh RT dan RW tidak merata. Sementara data kemiskinan dinamis yang kerap berubah-ubah membuat nama penerima bansos kurang tepat.

Pembagian bansos gak tepat sasaran

Hal yang paling kesorot banget dari bansos ya karena penyalurannya dianggap gak pas gengs. Dan hal ini emang diakui bener ama Pemerintah dan dijadikan sebagai tantangan yang harus dihadapi kedepannya.

Sampai saat ini sudah dilakukan banyak upaya, dan salah satunya adalah dengan saling koordinasi antara Pemerintah pusat dengan daerah masing-masing.

Waduh bisa kacau gini ya bansos gengs. Gimana nih menurut kalian? Semoga kedepan lebih baik lagi ya dan gak ada kejadian seperti ini lagi.

diduga beras plastik (Boombastis.com)