Seorang jurnalis video asal Palestina kembali menjadi korban pasukan Israel. Yasser Murtaja, pemuda berusia 31 tahun, terbunuh saat ia meliput sebuah aksi protes di perbatasan Gaza Jum’at lalu.
Peristiwa itu terjadi ketika Yasser tengah merekam kepulan asap tebal dari pembakaran ban yang dilakukan pengunjuk rasa di Khuzaa, timur Khan Yunis, Gaza. Penembakannya menambah satu lagi daftar orang yang tewas pada siang itu. Yasser tewas ditembak sekalipun ia sudah mengenakan jaket antipeluru dan tanda pengenal pers resmi.
Pihak Israel sendiri mengklaim bahwa mereka telah bekerja sesuai aturan. Target operasinya adalah menyerang para penghasut dalam aksi pembakaran di perbatasan tersebut. Unjuk rasa digelar bersama dengan peringatan Land Day telah memakan korban sedikitnya 31 warga dalam sepekan terakhir.
Sebelum dimakamkan, jenazahYasser dibawa ke Masjid Al-Omari Gaza. Seorang kerabatnya yang juga fotografer, Shadi Al-Assar, menceritakan bahwa Yasser adalah sosok yang baik, murah senyum, dan dicintai semua orang. Yasser adalah salah seorang wartawan pertama yang menggunakan drone berkamera di Gaza. Lewat Ain Media yang didirikannya, media asing seperti BBC dan Al-Jazeera berbahasa Inggris dapat memberitakan pelbagai peristiwa di wilayah tersebut.
Assar juga menjelaskan bahwa Yasser tidak pernah berafiliasi dengan semua faksi politik manapun. Meski begitu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh turur menghadiri upacara pemakamannya.