Kota Sodom dan Gomora dikisahkan dalam kitab suci telah dihancurkan oleh Tuhan hingga tak bersisa apa-apa. Kota itu dilanda bencana alam akibat polah penduduknya yang disebut-sebut telah melegalkan hubungan sesama jenis.
Kota ini hanya tinggal nama. Kota Sodom dan Gomora luluh lantak sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi (SM). Peradabannya pun punah tanpa menyisakan apa pun.
Kota tersebut diyakini oleh para ahli berada di kawasan Laut Mati.
Dikutip dari Sputnik News, para arkeolog dari Trinity Southwest University dari Amerika Serikat pun melakukan penelitian tentang kota tersebut. Para peneliti terjun langsung untuk mencari tahu lokasi-lokasi yang diyakini bekas peradaban kaum Sodom dan Gomora.
Para peneliti kemudian pelan-pelan mengetahui dan mengklaim bahwa peradaban di Laut Mati itu hancur pada 3.700 tahun SM. Sebabnya adalah hantaman meteor dari luar angkasa.
Phillip Silvia, salah satu peneliti kota dan peradaban Sodom dan Gomora melaporkan temuan mereka. Berdasarkan penggalian para ahli di kawasan itu, daerah tersebut diyakini adalah tempat bermukim kaum Sodom dan Gomora.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pemukiman penduduk Sodom dan Gomora terletak di wilayah Ghor Tengah, Lembah Yordan. Lokasi itu dulu dihuni sekitar 65.000 jiwa.
Lokasi yang diyakini Kota Sodom dan Gomora (geekychristian.com)
Di sana, para peneliti juga menemukan sisa rumah-rumah yang lenyap disapu gelombang panas dan badai besar. Gelombang ledakannya sendiri memicu terciptanya air asin di Laut Mati.
Para ahli mengatakan, ledakan itu gak cuma menghapus seluruh kehidupan kota di Zaman Perunggu Tengah itu. Lahan yang dulunya subur juga musnah.
Ledakan meteor telah menyapu bersih seluruh kawasan, termasuk kota kuno Tall El-Hammam. Di situlah para peneliti juga bekerja bertahun-tahun demi menemukan bukti-bukti tersebut.
Penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa dindinng batu lumpur tiba-tiba menghilang dari Kota Ghor Tengah itu. Yang tersisa cuma fondasi batu-batu. Pemukiman tembikar yang ditemukan di situs itu bahkan meleleh jadi kaca. Kemungkinan besar hal itu terjadi karena suhu ekstrem.
Kota Sodom dan Gomora hancur karena kejatuhan meteor (express.co.uk)
Setelah dugaan ledakan meteor di kawasan itu, orang-orang tidak akan kembali ke wilayah itu selama 600-700 tahun setelahnya.
Kota Sodom dan Gomora sendiri diyakin adalah kota terluar di wilayah tersebut. Luasnya diperkirakan mencapai 5 hingga 10 kali kota-kota di sekitarnya.
Steven Collins, ilmuwan dari Trinity Southwest University mengklaim bahwa timnya telah menemukan bukti adanya kota yang diperluas. Kota itu bahkan dilengkapi dengan dinding pertahanan dari bata merah. Tebalnya mencapai 5,2 meter dengan tinggi 10 meter.
Tembok pertahanan itu dilengkapi dengan gerbang, menara pengawas, dan setidaknya satu jalan utama.
Penggalian di kawasan yang diyakini Kota Sodom dan Gomora (geekychristian.com)
Benteng Kota Sodom yang diyakini terus diperluas (truediscoveries.org)
Bagi para peneliti, dinding pertahanan itu menjadi bukti bahwa kota itu terus diperluas dan diperkaya oleh peradaban Sodom dan Gomora.
Selama pertengah Zaman Perunggu Tengah itu, tembok tersebut digantikan dengan benteng yang lebih besar lagi.
Itulah penjelasan sains tentang kisah Kota Sodom dan Gomora yang dihancurkan Tuhan karena melegalkan hubungan sesama jenis.
Kehancuran itu nyaris tak menyisakan apa pun! (thetorah.com)