Curhat: Makan Malam Terakhir Bersamamu, Cinta Ini Juga Akan Kubawa Mati Mas

Kisah seorang istri yang hanya bisa mengenang kebaikan dan kebahagiaan bersama suami.

Aku menjalani pernikahan yang bahagia dan harmonis selama 5 tahun. Meski kehidupan kami sederhana, tapi aku bahagia. Menikah dengan orang yang aku cintai sejak SMA.

Namaku Mita, usiaku sekarang mengijak 30 tahun. Suamiku bernama Mas Joni. Dia bekerja sebagai driver ojek online sejak dua tahun yang lalu. Setelah terkena PHK mas Joni bekerja jadi ojol untuk menghidupi keluarga kecil kami. Sedangkan aku bekerja sebagai penjaga toko hijab.

Aku bekerja baru satu tahun, setelah usia Dira genap lima tahun. Dira adalah anak semata wayang kami. Hidupku berjalan dengan baik dan aku sangat bersyukur punya mas Joni dan Dira.

Awal tahun baru lalu, mas Joni yang gak pernah ngajak liburan dan susah diajak keluar tiba-tiba ngajak liburan. Karena aku juga libur tanggal satu kami berencana untuk pergi ke pantai bersama.

Aku menyiapkan bekal dan semua keperluan Dira. Kami beangkat pukul 07.00 pagi menggunakan sepeda motor.

"Tumben nih ngajak jalan-jalan," kataku.

"Yah, mumpung masih bisa kan. Toh lagi libur juga, kita udah lama gak liburan," kata Mas Joni.

Aku gak ada perasaan dan prasangka apa-apa saat itu. Seneng banget akhirnya bisa liburan bareng. Dira seneng banget bisa main bareng ayah dan ibunya ke pantai.

Habis liburan, bulan Februari mas Joni tiba-tiba ngajak makan keluar berdua. Dia akhir-akhir ini kayak ada yang beda. Lebih perhatian, banyak meluangkan waktu dan main sama Dira dan banyak gombalan yang keluar dari mulutnya.

Aku sebenarnya agak merasa aneh dengan sikapnya yang tiba-tiba beda.

"Kayaknya kamu rada berubah ya Mas?" tanyaku.

"Berubah gimana dek?" kata mas Joni balik bertanya.

"Jadi tambah baik dan perhatian. Gak karena pengen nambah istri lagi kan?" tanyaku.

Aku memang bercanda, tapi juga setengah takut. Kalau ternyata mas Joni baik karena ada maunya.

"Dek, gimana kalau tiba-tiba aku gak ada?" katanya.

"Gak ada gimana? Jangan aneh-aneh deh mas," kataku.

Ini pertanyaan kedua yang mas Joni katakan. Aku gak tahu kenapa tiba-tiba dia kepikiran hal yang menyeramkan begitu. Membuatku juga jadi agak takut. Aku berdoa setiap malam, meminta pada Tuhan agar kehidupan sederhana kami bahagia selalu.

*******

Ilustrasi liburan ke pantai (powerofpositivity.com)

Hari ini adalah hari janjian kami untuk makan malam bersama. Dira aku titipkan pada Ibu. Kami mau makan di tempat yang dulu sering kita kunjungi bareng pas pacaran.

Tempat di mana kami sering menghabiskan malam minggu bersama. Tempat makan sederhana dengan menu-menu yang enak. Sesampainya di sana kami memesan menu favorit. Ayam panggang dengan jamur krispi. Mas Joni pesan kopi dan aku selalu memesan susu.

Kami berbincang hangat.

"Makasih ya dek udah menerimaku dan enemaniku selama ini. Aku bahagia banget ketika sama kamu. I love you dek.." kata mas Joni.

Aku bahagia banget malam ini. Tapi sekaligus merasa ada yang aneh. kenapa rasanya agak sesak...

*******

ilustrasi makan malam (813area.com)

Semalam setelah menjemput Dira, kami pulang bersama dan tidur. Aku bangun seperti biasa dan bers-beres rumah. Udah jam 05.00 pagi tapi mas Joni belum bangun.

"Mas bangun, sholat subuh dulu.." kataku sambil menguncang tubuhnya pelan.

Aku panggil berkali-kali tapi mas Joni. Tapi dia tetep gak bergerak.

Aku mulai panik dan cek nafasnya. Ternyata mas Joni udah gak bernafas kala itu. Pagi, 25 Februari 2020 mas Joni dipanggil Yang Maha Kuasa.

Aku menangis sejadinya saat itu... Semua tersa tiba-tiba.

Sama seperti kamu yang membawa cintamu sampai mati. Aku jga begitu mas, bakalan bawa cinta ini sampai mati.

Ternyata, makan malam kemarin, adalah yang terakhir bersamamu. Di tempat itu, pertama dan terakhir kalinya kita menghabiskan malam bersama.

Cinta samoai mati (saga.co.uk)