Kisah Ghea yang Mencari Pacar Dengan Pengasih

Inilah kisah cinta yang memilukan dari Ghea Ananda yang menggunakan pengasih buat cari pacar.

Di usia yang sudah menginjak usia 23 tahun Ghea Ananda dituntut oleh orangtuanya agar segera lulus.

Btw, Ghea kuliah di Universitas yang terkemuka di Indonesia di Fakultas Ilmu Politik. Sebenernya sih ia masih kepengen banget menikmati masa mahasiswanya, itulah yang selalu ia tegaskan pada teman dan juga keluarganya.

Namun jauh di dalam lubuk hatinya Ghea pengen banget dapet pacar. Karena semasa kuliah dia belum sempat mendapatkannya.

Berada di lingkungan yang serba cetar dengan outfit dan make up ternama membuat Ghea kalah saing. Dirinya hanyalah seorang gadis dari desa kecil di Jawa Tengah yang merantau ke Jakarta untuk kuliah. Berangkat dari keluarga sederhana, Ghea tak memiliki bakat dan modal untuk tampil memukau.  

Permasalahannya dimulai, Ghea yang anak desa tidak memiliki wajah rupawan. Kulit gelapnya terlihat sangat kering. Bagian wajahnya juga banyak jerawat dengan bibir pecah-pecah yang tak terawat. Ditambah lagi berat badannya hampir mencapai 90 kg. 

Tampilan Ghea diperparah dengan pilihan pakaiannya yang tambah membuatnya buluk. Ia suka membeli baju bekas di toko loak. Tapi warna-warna yang ia pilih adalah warna lusuh yang membuatnya makin tak karuan.  

Belum lagi rasa minder yang ia miliki. Ghea minder dengan kawan-kawan kampusnya yang terlihat sangat cantik. Bukannya memperbaiki diri, Ghea justru merasa kalah sebelum bertanding. 

Ia memilih tak menggubriskan penampilannya sebagai bentuk protes pada dunia. Tapi cara itu tak berhasil. Akhirnya Ghea melajang selama 4 tahun berkuliah.

Perkataan orang-orang yang menyatakan bahwa banyak yang bertemu jodohnya saat kuliah, telah membuat Ghea berharap besar. Terlebih dirinya juga menanti untuk memiliki pacar pertama. Semasa SMA, Ghea sama sekali belum pernah merasa mencinta lantaran bersekolah di sekolah agama di Jawa Tengah.  

Tapi penantiannya juga tak kunjung datang meski telah berkuliah 4 tahun lamanya. Ia justru merasa khawatir lantaran kawan-kawan angkatannya sudah mulai lulus. Berat badannya dan penampilannya juga tak kunjung membaik. Beban justru bertambah setelah orang tuanya menanyakan perihal pendamping wisuda. 

Ilustrasi (Shutterstock)

Beragam cara sudah Ghea lakukan. Mulai dari meminta kawannya untuk mencarikan teman, sampai memakai aplikasi kencan online. Semuanya tak berhasil. Ghea justru menemukan lelaki hidung belang. 

Kegelisahannya ditangkap oleh ibu kantin. Ghea yang saban hari selalu makan di kedainya sudah ia anggap seperti anak sendiri. Sering kali, Bu Margaretha juga membiarkan anak itu untuk makan sesukanya tanpa membayar. Ia suka sekali melihat Ghea makan dengan lahapnya. 

“Tumben mbak, makannya cuma sedikit?” tanya Bu Siti sembari membereskan satu piring batagor, satu mangkok mi ayam, dan dua gelas es teh milik Ghea. 

“Eh iya bu, ditanyain terus sama orang rumah tentang pendamping wisuda” katanya sembari menyelesaikan es dogernya. 

Bu Margaretha tertawa dengan jawaban itu. Sudah sejak lama juga Ghea mengeluhkan tak memiliki tambatan hati. Ia pun merasa iba.

“Kalo Mbak Ghea benar-benar pengin punya pacar, Ibu bisa bantu” tuturnya tenang. 

“…hah.. ibu punya anak buat dijodohin sama saya?” tanyanya kaget. 

“Bukan begitu mbak, saya punya ajian yang bisa digunakan untuk menarik pria” katanya sambil malu-malu. 

“… tapi, mbak Ghea tidak boleh makan daging. Daging apa pun itu, baik ikan, unggas, sampai daging kaki empat juga tidak boleh” tuturnya tegas. 

Ghea mengangguk dengan penuh semangat. 

Bu Siti kemudian memberikannya sebuah gelang yang harus ia pakai terus, terutama bila berada di dekat lelaki. 

Menurut Bu Siti, gelang itu terdiri dari batu gunung paling tua di Pulau Jawa yang memiliki kemampuan magis. 

Percaya tak percaya, Ghea pun menurut. Ia hanya peduli untuk mendapatkan pacar. Ia tak peduli bila dibilang melakukan hal yang salah, apalagi melakukan pengasihan.

Tekadnya bulat, ia tak tak pernah melepas gelang itu sekalipun. Alhasil, sebulan kemudian Ghea mendapatkan pacar pertamanya. 

Sosok pria tampan itu adalah seseorang mahasiswa pasca sarjana di fakultasnya. Semua warga kampus geger dengan pasangan itu. Menurut mereka, si pria bisa mendapatkan perempuan yang lebih cantik dari Ghea.  

Ilustrasi (Magnolia)

Meski begitu keduanya terus mencinta. Mereka bak perangko dan surat yang tak pernah lekang bersama. Kemana Ghea pergi, sang pacar selalu menemani. 

Sampai suatu hal terjadi. Ketika keduanya ingin kencan ke pantai pinggir tebing, motor yang mereka gunakan oleng. Mereka berdua jatuh ke jalan yang penuh batu. Meski si pria selamat, tetapi kondisi Ghea sangat parah. Wajahnya bahkan tak bisa dikenali dan harus dilakukan beragam operasi.

Si pria pun sadar terhadap tipu daya jimat Ghea. Seketika ia langsung memutuskan Ghea. Bak jatuh tertimpa tangga. Penderitaan Ghea pun bertumpuk-tumpuk.

Jadi yang namanya Pengasihan itu emang gak boleh dilakukan, karena itu merupakan jalan pintas yang gak lazim.

Btw... Ini adalah cerita fiksi ya, kalau ada kesamaan nama dan juga jalan cerita ya mohon maap.

Ilustrasi (OrissaPOST)