Seperti yang kita ketahui, Belanda pernah datang ke Tanah Air untuk melakukan penjajahan. Saat itu, mereka menguasai hampir seluruh wilayah yang kini menjadi Indonesia.
Kala itu, pendidikan masyarakat di Tanah Air juga masih rendah. Sementara sistem pendidikan untuk orang-orang di Hindia Belanda waktu itu baru mulai diatur tahun 1850.
Alasannya sistem pendidikan dijalankan adalah untuk dijadi ambtenar atau pegawai yang membantu kepentingan kolonial Belanda. Sementara yang lebih dulu muncul adalah sekolah pendidikan guru atau kweekschool yang dimulai tahun 1834.
Orang-orang Belanda saat itu ternyata mulai khawatir dengan kurangnya tenaga kesehatan. Penyakit semakin banyak dan dibutuhkan pula tenaga medis untuk merawat serta mengobati berbagai macam penyakit.
Alhasil, muncullah sekolah khusus pendidikan kesehatan untuk pribumi di Hindia Belanda.
STOVIA, sekolah khusus kedokteran pertama di Indonesia (okezone.com)
sekolah pendidikan khusus ini bernama School Tot Opleiding van Indische Artsen yang disingkat STOVIA. Sekolah ini disebut juga Sekolah Pendidikan Dokter Hindia yang didirikan di Kwitang, Batavia, tahun 1902 silam.
Gedungnya sampe sekarang masih berdiri tuh di Jakarta. Dulu sempat jadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan jadi bagian dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.
Menurut de Vries dalam buku Jaarboek van Batavia en Omstreken, ada seorang dokter pribumi pertama di Indonesia. Dia adalah Mas Asmaun, lulusan dokter dari STOVIA.
Mas Asmaun, dokter pribumi pertama di Indonesia (historia.id)
Mas Asmaun lulus dari STOVIA setelah mengemban pendidikan selama 3 tahun. Dia pun bergelar Dokter Jawa. Gelar ini diberikan untuk orang-orang pribumi setelah lulus dari STOVIA.
Setelah kelulusannya, Mas Asmaun melanjutkan pendidikannya ke Universitas Hamburg di Belanda untuk mendapatkan gelar Dokter Penuh. Lelaki kelahiran Malang tahun 1880 ini hanya mendapatkan pendidikan dasar ilmu-ilmu kedokteran selama di STOVIA.
Padahal waktu itu, lulusan STOVIA juga udah cukup bisa menangani masalah kesehatan masyarakat.
Tahun 1908, Mas Asmaun kembali ke Tanah Air. Dia tercatat sebagai dokter pribumi pertama di Batavia dan Indonesia. Dia berdinas di Kantor Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) atau kantor Tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Setelah lulus, Mas Asmaun melanjutkan studinya ke Belanda (liputan6.com)
Profesi dokter kala itu masih sangat langka di Tanah Air. Tapi Mas Asmaun bisa membuktikan bahwa dia bisa menjadi dokter pribumi pertama di Indonesia.
Selain menjadi dokter tentara kompeni, Mas Asmaun kemudian membuka praktek dokter umum.
Praktik dokter jaman dulu (muskitnas.net)