Dua bulan telah berlalu.
Masih menjadi pertanyaan terbesar di dalam hatiku, tentang siapakah gerangan yang telah membawaku pergi dari parit pembatas jalan hingga ke gerbang halaman depan rumah kakek ku.
Tentang siapakah yang melempari rumah kakekku di malam itu? Dan makhluk apakah yang telah mengejarku di malam itu? Itulah yang masih menjadi pertanyaanku hingga saat ini.
Hari ini adalah hari sabtu, aku sengaja datang kembali menuju desa kakek ku di malam yang sama, hanya saja waktunya berbeda. Kali ini aku ditemani oleh dua orang teman dekatku, yaitu Mardian dan Logi. Kami adalah teman sekampus, namun berbeda jurusan. Kedua temanku itu adalah anak Criptozology, sedangkan aku adalah anak Teknic Visual di kampus kami.
Mardian dan Logi, mereka berdua sepertinya sangat penasaran sekali mendengar ceritaku mengenai cerita makhluk aneh yang telah mengejarku di kebun karet sekitar dua bulan yang lalu. Hingga merekapun mengajakku kembali untuk datang ke desa kakek ku dan menginap di sana sekitar satu minggu.
Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan sampai membawa beberapa alat canggih hanya untuk meneliti makhluk aneh yang telah aku ceritakan kepada mereka tersebut. Sakin gilanya dua orang temanku itu, mereka bahkan sampai membeli dua senjata ilegal untuk dijadikan senjata keamanan kami.
Sebenarnya aku tidak tertarik, karena kejadian dimalam itu benar-benar telah membuat aku menjadi traoma. Namun mereka terus mendesakku, sebab tidak enak hati karena mereka adalah teman nongkrong satu mejaku di kampus maupun di rumah, yah mau tidak mau aku harus membantu mereka. Dan bahkan mereka juga menggodaku dengan iming-iming untung yang besar.
Ilustrasi (Suara.com)
Bayangkan Ray, jika penelitian kita ini berhasil, maka kita akan mendapatkan untung milyaran Rupiah, dan itu akan kita bagi tiga. Kerjaan kau hanya duduk untuk menemani kami selama penelitian berlangsung. Kau juga bisa membuat konten youtube di sana, bayangkan jika kau berhasil merekam makhluk tersebut, berapa juta viewer yang akan menontonnya? Kau adalah satu-satunya saksi mata yang pernah bertemu dengan makhluk yang biasa di sebut orang pedesaan dengan "Tiha", oleh sebab itu, kau harus membantu kami, Ray.
Tiha, adalah salah satu jenis makhluk mitology yang sering menjadi buah bibir bagi masyarakat di sekitar sana. Ada yang mengatakan bahwa Tiha ini adalah makhluk yang besar, tinggi, berbulu lebat, hitam, dan punya telapak kaki seperti manusia, namun telapak kakinya terbalik alias tumitnya di bagian depan.
Ilustrasi (Tribunnews.com)
Yah, baiklah, setelah berpikir-pikir akhirnya akupun memutuskan untuk ikut membantu dua orang temanku tersebut. Dan keputusan itulah yang kini telah membuat aku duduk di bangku belakang didalam mobil hitam milik Mardian. Kami sedang dalam perjalanan untuk menuju rumah kakekku.
Sebelum berangkat, aku sempat menelepon pak Witan salah satu teman ayahku yang rumahnya tidak jauh dari rumah kakekku, dan beliaupun bersedia untuk menemani kami selama satu minggu waktu penelitian berlangsung.
Satu jam perjalanan dari kota, kamipun tiba di lokasi. Nenek dan Kakekku sudah menunggu di depan halaman rumah dengan senyum yang hangat. Kamipun segera turun dan bergegas memindahkan barang-barang ke dalam rumah.
Ilustrasi (Wakid Yuniarto.WordPress.com)