Pernikahan adalah hal yang diidamkan banyak orang, hampir semua. Menikah lalu hidup bersama pasangan yang dicintai rasanya adalah sebuah enugerah. Bayangan kebahagiaan udah ada di depan mata.
Tapi ada kalanya hubungan suami istri berjalan kurang baik. Kehidupan rumah tangga rasanya menyesakkan dan gak nyaman lagi. Cinta dan kebahagiaan rasanya jauh sekali.
Terus kamu mulai berfikir, apakah kamu udah menikahi orang yang salah? Hingga rasanya sekarang kok biasa aja atau bahkan gak bahagia?
Berikut adalah tiga cara untuk mengetahuinya:
1. Lepaskan Fantasi
Apakah kamu kadang-kadang memiliki perasaan kalau kamu harusnya gak menikahi "orang itu?" Merasa pasangan mulai gak perhatian dan berubah.
Tidak apa-apa.
Menurut de Botton yang brilian, kita tidak boleh meninggalkan pasangan kita yang cacat hanya karena pernikahan kita gak seindah fantasi anak-anak dan remaja.
Cobalah tengok apa keinginan dan apa harapa kamu dalam hubungan pernikahan. Apakah kamu menginginkan kehidupan sempurna ala dongeng pangeran dan putri? Apakah kamu punya banyak keinginan agar pasangan begini dan begitu?
Kesenjangan antara harapan dan kenyataan inilah yang menghasilkan semua kekecewaan hidup. Kita manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan fantasi yang kaya. Tetapi ketika kita berharap kenyataan kita cocok dengan fantasi dan hidup tidak memberikan apa yang kita bayangkan.
Tinggalkan fantasi sempurna tentang pasangan dan pernikahan. Cobalah untuk lebih menerima pasangan dan bersyukur dengan apa yang sudah kamu miliki.
Fantasi negeri dongeng (mamamia.com.au)
2. Terima Ketidaksempurnaan
Memang kita harus selalu ingat bahwa gak ada yang sempurna. Apa yang kita inginkan dari orang lain pasti gak bisa semua terwujud. Daripada memikirkan apa yang kurang dari pasangan, pikirkanlah untuk menerima ketidaksempurnaan itu. Lalu menjadi pelengkap untuknya.
Terlalu banyak menghitung yang kurang membuat kita gak bisa melehat kelebihan.
Bangun komunikasi yang baik dan utarakan apa yang kamu pikirkan dengan pasangan. Kalian udah hidup bedua, jadi emang sebaiknya semua dikompromikan berdua.
Jika terus hidup dalam kepalamu sendiri, ya pasanganmu gak akan paham dan tahu dia harus bagaimana.
Terima ketidaksempurnaan (psychologytoday.com)
3. Ajukan Pertanyaan yang Tepat
"Apakah kamu orang yang tepat untukku?" hanya menuntun pada tekanan dan penilaian dan penderitaan.
Menentukan kebenaran pasangan yang cocok antara diri kita dan orang lain adalah cara yang salah.
Pertanyaan yang lebih tepat adalah "Apakah saya orang yang tepat untuk dia?"
Kamu gak bisa meminta orang lain berubah dan melakukan apapun yang kamu inginkan. Yang bisa diubah adalah diri sendiri dulu. Bukan menatuh harapan pada orang lain.
Refleksi (popsugar.com.au)