Buat yang tertarik sama olahraga bela diri pasti udah nggak asing lagi sama UFC, kan? Ultimate Fighting Championship ini organisasi untuk Mixed Martial Arts (MMA), yang merupakan perpaduan bela diri tradisional, termasuk tinju, kick boxing, tae kwon do, free style wrestling, brazilian jiu jitsu, dan judo.
Di atas ring, atlet MMA akan bertarung dan saling menyerang sampai salah satunya kalah menurut penilaian juri.
Memang ya nonton pertandingan UFC ini seru banget. Kayak ikut deg-degan dan pengen kasih semangat kalau atlet satunya udah kewalahan.
Hmm… kalau anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) bertarung ngelawan jagoan UFC di atas ring, kira-kira sipa yang bakalan menang ya? Secara keduanya terlihat sama-sama tanggung dan punya kemampuan bertarung….
Sebelum menjawab rasa penasaran tentang Kopassus versus jawara UFC, coba kita cari tahu dulu gimana sih penjurian dalam pertandingan?
Jadi di UFC, tiga juri akan mengevaluasi setiap pertarungan dari sudut pandang berbeda. Juri akan memberikan skor pada fighter. Untuk memenangkan putaran, fighter harus mendapatkan 10 poin, sementara lawan poinnya harus di bawah itu.
Para juri akan memberikan perhatian khusus pada teknik menyerang, bergulat, mengendalikan ring, pertahanan, dan agresivitas.
Juri harus mempertimbangkan mayoritas pertarungan terjadi itu di mana. Kalau fighter lebih banyak bertarung di lantai ring, berarti teknik bergulat akan lebih tinggi. Sementara kalau keduanya tetap dalam posisi berdiri, kualitas dan kuantitas serangan prioritasnya lebih tinggi.
Terus gimana nih kalau anggota Kopassus bertarung di UFC?
Pertarungan UFC (essentiallysports.com)
Kalau anggota Kopassus bertarung di ring UFC, kemungkinan besar yang menang ya para atlet profesional yang udah jadi jawaranya UFC.
Bahkan, di kelas yang sama dengan usia seumuran pun, fighter UFC tetap akan menang kalau melawan anggota Kopassus di oktagon. Peluang menang lebih besar si atlet. Kok bisa gitu ya?
Soalnya, UFC ini bukan sembarang pertarungan dan beda lho sama apa yang biasa dilakukan sama anggota Kopassus. Para atlet memang udah lebih terlatih dengan berbagai aturan yang ada di UFC dan tahu trik-trik agar dia bisa mengalahkan lawan.
Hal paling simple sih sebenarnya di teknik dan aturan bertarung ya. Anggota Kopassus tentunyaboleh membunuh musuh, pun mereka nggak punya aturan kayak nggak boleh pukul atau tendang kepala belakang serta testis. Padahal kan itu adalah titik lemah manusia.
Sedangkan kalau di UFC hal itu nggak diperbolehkan. Jadi ya, akan agak susah untuk Kopassus langsung bertanding gitu aja karena beda aturan.
Pertarungan UFC (zimbio.com)
Sebenarnya anggota Kopassus bisa aja kok menang melawan fighter UFC. Asal dkasih peluang untuk berlatih dan memahami trik serta aturan bertanding. Kalau udah terlatih sih, peluang menangnya ya 50:50 melawan atlet.
Sama kayak tentara lain, anggota Kopassus punya kemampuan bela diri yang mumpuni. Tapi mereka kan dilatih untuk pertarungan di segala medan dan segala senjata. Bukan dibiasakan bertanding di ring kayak di oktagon UFC.
Sementara kalau mereka mau berlatih, ya tentu pasti bisa jadi juara. Ada juga kok personel pasukan khusus Amerika Serikat yang jadi atlet profesional UFC, yaitu Tim Kennedy. Ada juga atlet yang punya latar belakang militer kayak Randy Couture (AD), Brian Stann (Marinir), Brandon Vera (AU). Jangankan pasukan khusus, profesi apapun bisa aja kok punya peluang menang.
Pertarungan UFC (bleacherreport.com)