Pernah nggak sih mengunjungi komplek makam di puncak Gunung Kelir, Plered, Bantul? Di situlah makam Ratu Malang berada. Dari luar aja, tempat itu dikenal punya aura mistis dan menyeramkan.
Apalagi, dengan gerbang yang mengelilinya dan pepohonan rindang. Makin tampak dramatis.
Melansir Tribunnews, Pak Sarjito sang juru kunci dan pelihara makam sempat mengatakan bahwa keangkeran makam ini udah dikenal lama. Nggak sedikit pengunjung yang kesurupan karena melanggar pantangan di tempat ini.
Makam ini pun menyimpan kisah cinta segitiga yang boleh dibilang memilukan. Ratu Malang ialah julukan putri dari Ki Wayah, dalang wayang gedog terkemuka. Ia cantik banget dan bisa langsung bikin raja terpesona.
Saat itu, Amangkurat I memang sedang mencari perempuan untuk diperistri. Tapi sayang, Ratu Malang udah punya suami yakni Kiai Dalem (Ki Dalang Panjang Mas). Bahkan, udah hamil 2 bulan.
Akan tetapi, Amangkurat I tetep memboyong Ratu Malang ke istana, saking sukanya. Akhirnya, Ratu Malang diberi gelar Ratu Wetan. Sering disebut juga sebagai Ratu Malang (yaitu yang melintang di jalan) karena kecantikannya membuat raja lebih fokus padanya daripada istri lain. Hal ini tercatat juga oleh Peneliti HJ De Graaf dalam Runtuhnya Istana Mataram.
Ratu Malang (tribunnews.com)
Pada tahun 1649, anak Ratu Malang dari pernikahan sebelumnya lahir. Sang raja dikabarkan sangat mencintainya seperti anak sendiri. Kemudian, dikatakan kalo raja mengeluarkan perintah untuk membunuh Kiai Dalem untuk menghindari hal yang nggak diinginkan.
Meski begitu, ada catatan pemerintah Belanda (Daghregister 1677) yang mengungkapkan kalo pengawal Istana bilang Kiai Dalem meninggal secara wajar, bukan karena dibunuh raja. Tetep saja, banyak orang nggak heran kalo misal Raja membunuhnya karena Amangkurat I emang dikenal kejam.
Setelah tau Kiai Dalem meninggal, Ratu Malang sedih banget gengs. Ia sampai menangis siang malam dan jatuh sakit. Akhirnya, ia meninggal nggak lama kemudian.
Tapi, Amangkurat I melihat ada gejala aneh pada kematiannya, kayak diracuni seseorang. Ia sempat menyeret pada dayang dan pelayan istana karena curiga ada yang sengaja membunuh Ratu Malang.
Makam Ratu Malang (kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Kematian Ratu Malang jadi hal yang sangat menyedihkan bagi sang raja. Itu membuatnya nggak bisa jalani pemerintahan selama 4 sampai 5 tahun.
Jenazah Ratu Malang dibawa ke Gunung Kelir dan nggak ditutup selama beberapa hari atas perintah raja. Pada siang dan malam Amangkurat I selalu meratapi tubuh sang ratu pujannya yang sudah meninggal dunia. Sampai akhirnya liang lahat ditutup setelah ia bermimpi kalo Ratu Malang sudah kembali menemani suaminya, Kiai Dalem.
makam eatu malang (historia.id)