Sejarah telah mencatat berbagai macam eksperimen telah dilakukan manusia sejak lama. Semua itu dilakukan demi memperoleh ilmu pengetahuan, mengingat perkembangannya belom semaju sekarang.
Sejak dulu, orang-orang telah berlomba-lomba menjadi yang pertama kali mengetahui sesuatu. Makanya nggak heran kalo orang-orang telah mengerahkan segalanya demi sebuah pengetahuan.
Biaya, tenaga, hewan, atau tumbuhan diteliti. Hasilnya ya segala pengetahuan yang kita peroleh sekarang gengs. Gokilnya, orang-orang jaman dulu bahkan tega juga mengorbankan manusia demi mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.
Salah satunya adalah sebuah eksperimen yang melibatkan dua bayi ini gengs. Tega banget deh.
Eksperimen ini dilakukan oleh Raja James IV, sang penguasa Skotlandia. Tahun 1493 silam, Raja James IV pun menyetujui sebuah eksperimen bernama 'pengasingan bahasa'.
Eksperimen ini melibatkan dua bayi. Sang raja kemudian memerintahkan untuk mengasingkan dua bayi malang itu ke sebuah pulau terpencil, Pulau Inchkeith, Skotlandia.
Pulau Inchkeith terletak di Firth of Forth, muara Sungai Forth di Skotlandia. Berdasarkan catatan sejarah, pulau terpencil itu sebelumnya pernah dihuni orang berabad-abad lalu. Tapi akhirnya pulau itu ditinggalkan.
Dalam sebuah artikel tentang Urban Ghosts, Alice McGurran menulis, "Itu adalah pulau penting dan strategis. Pulau itudigunakan untuk tujuan militer dan terkena banyak serangan dari abad ke-14, terus berlanjut hingga Perang Kemerdekaan Skotlandia, hingga Perang Dunia II."
Raja James IV dari Skotlandia (flickr.com)
Mirisnya, pulau itu juga pernah digunakan untuk mengasingkan orang-orang dengan penyakit yang tak bisa disembuhkan saat itu.
Keputusan sang raja sudah bulat. Raja James IV yang dikenal sangat antusias pada wawasan ilmiah dan segala hal yang dianggap sebagai pengetahuan baru saat itu akhirnya mengirimkan dua bayi itu ke pulau terpencil tersebut.
Tujuannya tak lain demi menjawab rasa penasaran sang raja yang kepo banget ini. Dia pengin tau apakah bayi yang tidak diajarkan bicara bisa mengembangkan kemampuan bahasa mereka dengan sendirinya.
Raja James IV sendiri punya teori. Dia yakin bahwa bayi-bayi itu akan mampu mengembangkan bahasa dan berkomunikasi. Sebab menurutnya, ada 'bahasa yang diberikan Tuhan'. Oke.
Lalu sang raja mengirim dua bayi untuk diasingkan (unsplash.com)
Kedua bayi malang itu kemudian diberangkatkan ke pulau terpencil. Tapi ... dua bayi itu gak ditinggal tanpa pengawasan. Raja mengutus seorang perempuan bisa untuk mengurus kedua bayi yang belom bisa apa-apa itu.
Pengasingan dua bayi bersama seorang perempuan bisu itu akan berlangsung selama beberapa tahun. Mereka juga tetap dikirimin perbekalan secara berkala sih.
Menurut para sejarawan, sang raja harusnya datang ke pulau itu dalam beberapa tahun setelah pengasingan dimulai. Tapi sang raja keburu dirundung rasa kecewa. Kenapa?
Raja James IV kecewa lantaran anak-anak itu ternyata gak bisa bicara. Sebaliknya, dua bayi yang perlahan-lahan tumbuh itu hanya mampu membuat gerakan liar. Mereka juga menirukan suara yang mereka dengar dari alam di sekitarnya.
Eksperimen itu diperkirakan dihentikan. Anak-anak itu kemudian dibawa kembali ke Skotlandia.
Dua bayi itu jadi bertindak liar dan gak bisa bicara (halloweencostumes.com)
Tak lama setelah itu, ada klaim bahwa anak-anak itu sebenarnya bisa bicara bahasa Ibrani. Tapi, klaim itu dibuat oleh orang-orang yang ingin memuji Raja James IV atas eksperimennya.
Hingga kini, eksperimen itu tercatat sebagai salah satu eksperimen teraneh di dunia. Pulau Inchkeith yang terpencil itu jadi saksi bisunya bahwa dua bayi yang diasingkan ternyata gak bisa ngomong apa-apa.
Setelahnya, banyak cendekiawan yang berspekulasi tentang apa yang terjadi pada anak-anak yang digunakan untuk eksperimen sang raja ini. Sayangnya, gak ada catatan lebih lajut tentang kehidupan mereka setelah eksperimen ini gagal.
Jadi, hasilnya apa? Gagal gengs.
Eksperimen itu gagal dan dua anak itu dipulangkan ke Skotlandia (trover.com)