Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Sosok Raden Ajeng Kartini ini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Semasa hidupnya, RA Kartini berjuang untuk menyamaratakan derajat perempuan agar bisa terjadinya kesetaraan gender.
Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 dan menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan menjadikan hari lahir perempuan asal Jepara ini, 21 April, sebagai Hari Kartini.
Sosok RA Kartini juga terkenal suka menulis dan sering menulis surat untuk teman-temannya di Belanda. Dari tulisan-tulisannya, ternyata banyak kutipan yang memiliki makna begitu dalam dan bisa jadi semangat untuk anak-anak muda Indonesia.
Berikut beberapa kutipan RA Kartini yang inspiratif~
● “Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam."
● "Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu–satunya hal yang benar–benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."
● "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."
RA Kartini (vecteezy.com)
● "Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu."
● "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam."
● "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."
● "Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."
RA Kartini (biography.com)
● "Tahukah engkau semboyanku? 'Aku mau!' Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tiada dapat!' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung."
● "Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."
● "Tetapi sekarang ini, kami tiada mencari penglipur hati pada manusia. Kami berpegangan teguh-teguh pada tangan-Nya. Maka hari gelap gulita pun menjadi terang, dan angin ribut pun menjadi sepoi-sepoi."
RA Kartini (smule.com)