Kisah Nauru yang Pernah Jadikan Dollar AS Sebagai Tisu Toilet oleh Warganya, Sekarang ...?

Kisah Nauru yang pernah jadikan dollar AS sebagai tisu toilet oleh warganya. Sekarang ...?

Tanpa membuka peta, kamu tau di mana letak Nauru? Negara ini mungkin gak begitu terkenal sekarang, pokoknya letaknya ada di Samudra Pasifik deh.

Nauru merupakan sebuah negara kepulauan kecil di perairan Pasifik. Letaknya jauh dari mana-mana. Saking jauhnya negara ini, kabarnya Nauru juga gak terdampak pandemi Covid-19 tuh. Aman, tentram, damai-damai aja.

Tapi tau nggak gengs, dulu Nauru pernah jadi sebuah negara kaya di dunia lho. Ini semua berkat keberadaan tambang fosfat di sana. Sumpah, Nauru lebih duluan jadi negara tajir pada dekade 1970-an silam.

Dari tambang fosfatnya, Nauru bisa menghasilkan pundi-pundi hingga miliaran dollar AS lho gengs. Fosfat sendiri biasanya digunakan untuk produksi pupuk. Pupuk berfosfat tentu bisa menyuburkan ladang di seluruh dunia.

Dulunya, Nauru dihuni oleh orang-orang Mikronesia dan Polinesia selama tiga ribu tahun. Pulau ini emang terisolasi di tengah-tengah Pasifik dan hanya bisa dicapai lewat pelayaran. Para narapidana yang kabur juga bisa mencapai ke pulau ini.

Hingga akhir abad ke-19, pulau itu dianeksasi dan diklaim sebagai koloni oleh Kekaisaran Jerman. Jauh banget ya~

Ilustrasi, orang tajir~ (unsplash.com)

Nah, orang-orang Eropa yang bertandang ke Nauru pun menemukan deposit fosfat. Pulau kecil itu akhirnya berkembang menjadi sebuah tambang terbuka di dunia. Pulau ini kemudian dieksploitasi oleh kekuatan kolonial Eropa.

Penambambang fosfat sendiri dimuali semenjak negara itu mendapatkan kemerdekaannya tahun 1968 silam. Berkat fosfat pula, Nauru pernah berjaya di dunia. Setelah penambangan fosfat mulai intensif. 

Penduduk Nauru pun dibayar untuk melakukan pekerjaan penambangan fosfat di negara sendiri untuk asing. Mereka harus menambang fosfat dari fosil-fosil terumbu karang. 

Tapi dari kerja keras warganya, mereka bisa jadi orang-orang tajir di jaman itu.

Peta Nauru di Pasifik, kecil bangets~ (npr.org)

Warga mulai punya banyak uang. Mereka bisa beli tiket untuk melakukan perjalanan keliling dunia. Ada yang ke Hawaii, Guam, juga Singapura. Seorang kepala polisi bahkan pernah membeli Lamborghini kuning. Tapi sayang, badannya terlalu gemuk untuk masuk ke dalam mobil itu.

"Dari tahun 1970-an hingga tahun 1990-an, kami dihujani kekayaan tapi kami tidak tahu cara menanganinya," kata Evi Agir, seorang penduduk Nauru.

"Hampir tidak ada orang yang berpikir untuk menginvestasikan uang itu," lanjutnya. Sumpah, horang kaya mah bebas~!

Seorang warga Nauru lainnya, Manoa Tongamalo, juga bercerita tentang betapa tajirnya penduduk Nauru dari tambang fosfat kala itu. "Banyak hal-hal bodoh terjadi. Orang-orang akan pergi ke toko, membeli beberapa permen, membayar dengan banyak uang dan tidak meminta kembalian."

Orang-orang Nauru tajir banget waktu itu (freepik.com)

"Mereka bahkan menggunakan uang itu sebagai kertas toilet," lanjut Manoa. Yap, kayaknya orang Nauru waktu itu bingung dan apa yang harus dilakukan dengan uang yang super banyak itu.

Tapi setelah penambangan semakin intensif mulai tahun 1970-an itu, sebagian besar fosfat di negara kecil di Pasifik ini telah dilucuti. Apalagi banyak lokasi di Nauru rusak karena penambangan tersebut.

Pulau yang menyimpan kekayaan alam berupa fosfat itu akhirnya berubah jadi gurun tands. 80 persen area di pulau itu dikelilingi gunung-gunung kapur bergerigi.

Dollar AS pun pernah jadi tisu toilet gengs! (thegadgetflow.com)

Kini Nauru berubah jadi negara miskin lagi~ (amusingplanet.com)

Kini, Nauru berubah lagi menjadi sebuah negara miskin di Pasifik. Di masa kejayaannya itu, orang Nauru emang rajin berfoya-foya dan gak pernah berinvestasi apa pun. 

Parahnya, keindahan alam Nauru pun juga rusak akibat penambangan fosfat tersebut. Ngeri banget gengs! Semoga hal ini gak terjadi pada Indonsia ya gengs. Amin.

Pemandangan Nauru setelah sumber daya alamnya dikeruk habis (paleyphoto.photoshelter.com)