Buat kamu yang doyan banget ngunyah-ngunyah permen karet, kamu tau gak sejarah permen karet? Sejarahnya unik dan panjang banget, udah dari jaman kuno silam gengs.
Mengunyah permen karet emang bisa menyingkirkan kebosanan sih. Orang-orang juga percaya kalo rajin mengunyah permen karet bisa meningkatkan daya ingat kita dan menjaga kesehatan gigi.
Kita juga meningkatkan konsentrasi kita kalo rutin mengunyah permen karet.
Nah, "permen karet"-nya orang jaman dulu beda sama permen karet jaman sekarang. Di jaman Yunani Kuno, orang-orang mengunyah getah pohon mastic atau Pistacia atlantica. Hal ini udah jadi tradisi di sana untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas.
Sementara masyarakat Indian kuno juga punya kebiasaan yang sama. Bedanya, orang Indian mengunayah getah pohon damar segar yang wangi. Hal ini kemudian ditiru masyarakat koloni New England sebelum Amerika Serikat (AS) merdeka.
Suku Maya juga punya kebiasaan ini. Bahkan tradisi mengunyah "permen karet" peradaban Suku Maya udah berjalan sejak 1000 tahun silam.
Selain itu, tradisi mengunyah-ngunyah "permen karet" juga ada di antara penduduk asli Semenanjung Yucatan. Tradisi ini berjalan selama berabad-abad dengan mengunyah sapodilla (Achras zapota). Tumbuhan itu tumbuh subur di wilayah hutan hujan.
Dulu, orang Yunani Kuno mengunyah getah pohon mastic gengs (greekgoesketo.com)
Dulu, para pekerja memanen getah sapodilla selama musim hujan. Mereka biasanya menorehkan garis V pada batang pohon itu demi mendapatkan getah putih kayak susu. Getah pohon itu kemudian direbus sampe kental dan lengket. Udah gitu sisa air adonan itu diperas.
Hasilnya adalah 'chicle', bahan utama chewing gum. Biasanya chicle ini masih berbentuk bongkahan seberat 9-14 kilogram dan siap dipasarkan.
Di balik itu, chewing gum atau permen karet sendiri sebenernya udah dikenal manusia sejak abad ke-19. Potongan-potongan chicle dari Meksiko dibawa ke AS untuk dijual sebagai karet aja. Tapi akhirnya nasib chicle itu berubah jadi makanan yang layak konsumsi.
Perubahan ini terjadi berkat seorang inventor asal New York bernama Thomas Adams, Sr. Penemuan permen karet di tangannya terjadi karena kegagalannya mengubah bongkahan karet itu menjadi keras dan kuat.
Thomas Adams melihat bahwa bahan itu sangat plastis, mudah dibentuk atau dicetak. Hingga menurutnya, chicle itu adalah bahan yang tepat untuk jadi bahan permen karet.
Kebiasaan mengunyah getah pohon juga dilakukan di Suku Maya dan Suku Indian (abcnews.go.com)
Chicle, bahan dasar permen karet (conecto.mx)
Dalam proses pembuatannya, chicle itu diawetkan dengan cara dikeringkan biar gak gampang larut. Hal ini juga berguna untuk mempertahankan rasa dan menggelembung.
Perkembangan selanjutnya, permen karet akhirnya bisa menggelembung saat dikunyah tahun 1906. Inilah cikal bakal bubble gum yang pertama kali diproduksi dengan nama Blilbber Blubber. Produk itu sendiri baru dianggap sempurna dan bisa dipasarkan tahun 1928.
Selanjutnya, permen karet yang bahan dasarnya dari chicle ini menggeser popularitas permen karet yang berasal dari getah pohon cemara atau parafin manis. Dua jenis ini dianggap ketinggalan jaman dan rasanya kurang halus.
Di jaman yang lebih modern lagi, chewing gum lama-lama juga kalah pamor sama bubble gum. Soalnya, orang-orang menilai bahwa bubble gum punya bahan dasar berupa getah yang lebih keras, lebih elastis, dan lentur. Bahkan bisa dibikin gelembung juga gengs.
Permen karet jadi jajanan populer orang-orang karena mengandung bahan dasar gula, sirup jagung, pelembut, dan perasa. Gula dalam tiap permen karet ini berguna untuk mencegah saling lekat di tiap potongan saat pembungkusan.
Iklan pemasaran permen karet pertama di AS (pinterest.com)
Sementara sirup jagung berfungsi untuk memaniskan permen karet dan menjadikannya segar dan kenyal. Kelembutan permen karet juga dihasilkan dari campuran pelembutnya berupa minyak sayur.
Permen karet juga kian populer lagi setelah ditambahkan perasa setelah. Entah rasa buah-buahan atau mentol yang dingin. Permen karet jadi punya rasa yang enak.
Selanjutnya, pertengahan 1960-an, chewing gum tanpa gula pun mulai diproduksi. Permen karet jenis ini umumnya menggunakan pemanis alamiah dan buatan. Mulai dari sorbitol hingga sakarin.
Produksi permen karet tanpa gula ini juga ada tujuannya. Soalnya saking manisnya permen karet, gigi orang bisa rusak. Akhirnya banyak dokter gigi menganjurkan pasiennya untuk mengunyah permen karet bebas gula.
Permen karet mengandung banyak gula biar pengemasan lebih gampang (theecologist.org)
Nah, menurut sebuah penelitian, gula dalam permen karet sebenernya akan terpisah dengan sendirinya dari bahan-bahan lainnya. Dampak baiknya, air liur akan terus terkumpul selama proses mengunyah dilakukan. Hal itu akan memberikan efek mencuci mulut dan memperkecil proses perusakan gigi.
Permen karet yang kita kenal sampe sekarang kian populer semenjak Perang Dunia II berakhir. Permen karet juga menemukan pasar besarnya di AS dan dunia pada akhir abad 20.
Itu dia sejarah permen karet. Sejarahnya panjang banget dan kita wajib bersyukur karena kita jadi gak perlu ngerasain anehnya mengunyah-ngunyah getah pohon lagi.
Akhirnya kita bisa mengunyah permen karet yang lebih layak deh~ (yumda.com)