Setelah dinyatakan sebagai pandemi global oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), beberapa negara menerapkan kebijakan lockdown. Covid-19 atau virus corona semakin bertambah jumlah korbannya. Juga negara yang terjangkit juga semakin bertambah.
Untuk mencegah virus corona semakin memakan banyak korban dan menulari masyarakat di dunia maka ada yang namanya kebijakan pemerintah untuk lockdown.
Sering denger kata lockdown, kamu paham artinya gak gengs?
Dikutip dari Harianhaluan.com, lockdown adalah tindakan darurat atau kondisi saat orang-orang untuk sementara waktu dicegah memasuki atau meninggalkan area atau bangunan yang telah ditentukan selama ancaman bahaya berlangsung.
Makanya masyarakat dihimbau untuk di rumah aja. Di Indonesia sendiri Presiden udah memberikan himbauan untuk berkegiatan dari rumah aja. Misalnya kerja, sekolah, dan aktivitas lainnya dari rumah.
Banyak sekolah dan perusahaan yang melakukan hal ini. Meminta murid dan karyawannya untuk berada di rumah. Belajar online, ujian online dan mengerjakan pekerjaan di rumah aja.
Karena kebijakan ini banyak tempat hiburan dan wisata jadi sepi. Jalanan juga semakin lengang. Karena masyarakat mulai mengurangi aktivias di luar rumah.
Beda sama isolasi dan karantina ya gengs. Isolasi itu pemisahan buat yang udah sakit. Nah, kalau karantina itu buat yang terpapar tapi belum sakit. Misalnya habis dari Jakarta yang ada korban corona, seseorang di karantina selama 14 hari. Kalau sakit diisolasi, kalau sehat ya pulang aja.
Lockdown di Italy (time.com)
Lalu apa dampaknya lockdown ini? Kenapa ada yang bilang bahaya?
Saat ini udah ada 11 negara yang melakukan kebijakan lockdown. Ada Malaysia, China, Italia, Irlandia, Denmark, Prancis, Polandia, Spanyol, Filipina, Lebanon dan Selandia Baru.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa setiap negara memiliki pertimbangannya sendiri soal memberlakukan lockdown di negaranya.
"Mengenai lockdown kita belum berpikir ke situ lah. Setiap negara memiliki massalah sendiri-sendiri," kata Luhut.
Dampak positif lockdown emang untuk mencegah penularan. tapi masyarakat Indonesia sangat majemuk dan ada ditingkat kesejahteran yang berbeda. Terutama mereka dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dan bekerja harian untuk menyambung hidup.
Bahaya dari lockdown di Indonesia adalah panic buying dan harga barang yang melonjak. Mereka yang punya uang bisa bertahan tapi kalau miskin malah repot banget. Aktivitas ekonomi juga jadi lumpuh.
Hanya boleh di rumah (galwaydaily.com)
Di China, peerintah memberikan subsidi, makanan gratis dan menyediakan fasilitas yang cukup. Nah, kalau Indonesia gak mampu untuk melakukan itu gengs.
Pemerintah harus menyiapkan segala protokol yang dibutuhkan untuk lockdown. Poin pentingnya adalah, pemerintah harus memastikan keamanan warga masyarakat tetap terjamin. Keamanan ini bukan hanya dari segi keamanan kesehatan dan fisik, tetapi juga keamanan finansial.
Nah, yang seperti itu belum bisa dilakukan sama pemerintah.
"Karena dengan lockdown orang di rumah semua, aktivitas ekonomi sulit. Dan secara ekonomi berbahaya. Itu (lockdown) memiliki implikasi ekonomi, sosial dan keamanan. Maka dari itu kebijakan itu belum bisa diambil pada saat ini," ujar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers daring Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (18/3).
Indonesia belum bisa lockdown (facts.uk)