Kepedulian Jenderal TNI (Purn) Moeldoko Kepada Para Ulama

Kasus penyerangan terhadap ulama memanggil Moeldoko untuk segera bertindak atas nama Kepala Staf Kepresidenan. Ia mengingatkan Presiden akan modus serupa di masa lampau.

Penyerangan terhadap beberapa tokoh agama akhir-akhir ini mendatangkan rasa kepedulian dari Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko. Pihaknya sekarang telah menurunkan tim untuk mencari tahu apa motif dibalik penyerangan ini.

Pengalamannya di militer mengatakan bahwa kasus yang terjadi hampir serempak ini kemungkinan besar memiliki satu otak. Ia menduga bahwa ada yang sengaja 'menyetir' hal ini. Beliau mengatakan bahwa model ini bukanlah hal yang baru.

Beliau mengingatkan kembali peristiwa yang terjadi pada tahun 1998 silam di Banyuwangi. Saat itu kekerasan horisontal terjadi karena dipicu ulama yang dibunuh sebelumnya. Hingga muncul isu "ninja" hingga "dukun santet".

Upaya membuat teror di masyarakat dan memecah belah ini tentu sangat berkaitan dengan politik nasional. Masyarakat dibuat tidak percaya lagi dengan pemerintahan karena dianggap tidak mampu menjaga kerukunan masyarakat. Padahal hal in merupakan perbuatan oknum semata. Bahkan Gus Dur pada waktu itu mengatakan bahwa upaya ini hanya untuk menggagalkan Pemilu 2004.

Kasus penyerangan terhadap ulama di atas seperti memang dirancang untuk membakar konflik yang sifatnya horisontal. Asumsi ini semakin kuat setelah beberapa waktu kemudian terjadi penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta.

Kepedulian kepada ulama ini juga Moeldoko lakukan dengan memberi masukan kepada Presiden Joko Widodo terkait kemungkinan penggunaan gaya lama untuk memecah belah bangsa ini. "Saya sudah sampaikan kepada beliau bahwa, 'ini gaya lama Pak Presiden, gampang untuk kita kenali'," ucap Moeldoko seperti yang dilansir Detik.com.

Kuatnya hubungan antara pemerintah dan ulama dibentuk salah satunya dengan dukungan organisasi Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI) kepada Presiden. Kemarin ini mereka mengadakan silaturahmi dengan Presiden di Hall B Sentul International Convention Center. Pak Moeldoko juga turut hadir menemani Presiden.