Virus corona semakin merajalela ke segala penjuru dunia. Setelah Presiden mengumumkan ada pasien yang terjangkit, masyarakat langsung heboh. Memborong masker anti virus dan hand sanitizer. Bahkan harganya jadi mahal banget.
Orang-orang berbondong-bondong membeli masker dan hand sanitizer untuk melindungi diri dari corona. Gimana sih sejarah masker anti virus yang biasa kita gunakan ini? Berikut fakta-fakta masker enti virus.
1. Awalnya bukan untuk umum
Masker bedah pertama kali diperkenalkan ke rumah sakit pada akhir 1700-an. Tapi baru boleh digunakan publik pas ada wabah flu Spanyol pada tahun 1919.
Masker antivirus ini pertama kali dirancang untuk melindungi petugas medis dan pemain teater. Untuk mencegah semprotan atau percikan cairan.
Masker anti virus awalnya bukan untuk umum (news.yahoo.com)
2. Permintaan semakin tinggi
Permintaan masker anti virus di Cina telah mencapai 200 juta masker kumulatif sehari. Gambar di media sosial menunjukkan sejumlah besar orang memakainya di tempat umum dan di pusat transportasi seperti bandara dan stasiun kereta api di mana ada banyak orang.
Di Indonesia juga udah mulai susah didapat gengs.
Semakin langka dan mahal (thestar.com.my)
3. Efektifitasnya masih dipertanyakan
Dr Jake Dunning, kepala infeksi dan penyebaran penyakit menular antara manusia dan hewan di Public Health England, mengatakan kepada The Independent bahwa ada sangat sedikit bukti manfaat masker anti virus pada anggota masyarakat yang memakai masker.
Dr Dunning menjelaskan ada sejumlah alasan mengapa masker anti virus tidak efektif. "Masker wajah harus dipakai dengan benar, sering diganti, dilepas dengan benar, dibuang dengan aman dan digunakan dalam kombinasi dengan perilaku kebersihan universal yang baik agar efektif."
Jika masker anti virus gak dipakai dengan benar dan longgar, itu berarti bakteri dapat dengan mudah masuk ke hidung dan mulut. Para ahli juga memperingatkan virus corona bisa masuk ke tubuh melalui mata.
3. Disarankan digunakan oleh orang yang sakit
Sebenarnya masker anti virus ini mencegah droplet atau cairan berisi virus tersebar ke ruang terbuka. Jadi yang pakai masker adalah orang yang sakit.
Kalau masih sehat masker ini jadi gak terlalu efektif lagi. Jadi harusnya orang yang lagi sakit tahu diri dan selalu menggunakan masker. Juga tidak bepergian ke tempat umum.
WHO menyarankan untuk sering mencuci tangan dengan alkohol atau air hangat dan sabun, tutup mulut dan hidung mereka dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat bersin atau batuk dan hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam atau batuk.
Cari bantuan medis awal jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas. Hindari makan produk hewani mentah atau kurang matang. Jadi jangan hanya fokus menggunakan masker anti virus aja gengs. Tapi jaga diri dan kebersihan secara keseluruhan.
Disarankan digunakan oleh yang sakit (israel21c.org)