Musik Indie Hanyalah Strategi yang Lebih Kreatif dari Jalur Mainstream

Berbeda dengan jalur mainstream, musik indie mempunyai cara yang kreatif untuk mempromosikan karya mereka.

Dalam industri musik biasanya sering terdengar istilah mainstream dan indie. Hal ini sering digunakan untuk mengkategori bagaimana sebuah musik dikarang, diproduksi, diedarkan, hingga didengarkan oleh khalayak. Bahkan masing-masing jalur memiliki fans yang setia.

Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama. Band-band mencari naungan di bawah label besar. Industri yang mapan ini mampu memasarkan secara luas band-band tersebut. Mereka mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik, hingga multimedia.

Sedangkan musik indie tidak mendapatkan perlakuan seperti mainstream. Tetapi apa yang terjadi juga bukan kebalikan 180 derajat. Musik indie tetap memproduksi dan memasarkan karya mereka. Hanya saja keterbatasan sumber daya membuat mereka bekerja kreatif.

Salah satu strategi promosi kreatif dari label indie adalah dengan mengadakan festival musik. Pada tahun 2017 lalu sempat diadakan festival musik indie bertajuk Festival Musik Melodi Alam 2017. Beberapa band yang tampil antara lain Float, L'ALPHALPHA, Mustache and Beard, Senar Senja, Tetangga Pak Gesang, Mr. Sonjaya, Life Cicla dan The Trees & The Wild.

Festival ini menjadi unik karena diadakan di luar ruangan, yaitu di area wisata Gunung Pancar Sentul Jawa barat. Selain menikmati suguhan music, penonton juga dapat mengikuti beragam aktifitas menginap seperti campfire session, BBQ party dan sajian akustik dari special guest star musisi indie.

Contoh kreativitas lain adalah Folk Musik Festival, juga di tahun 2017. Genre musik folk memang sedang digandrungi musisi di jalur indie. Alasannya adalah musik folk mencerminkan kesederhanaan dan kemerakyatan. Khas dengan gaya hidup independen. Folk Musik Festival tahun lalu diselenggarakan di Kota Malang.