Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa Juga Mesti Diingat, Gak Cuma Valentine!

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa terjadi pada bulan Februari. Karena kekejaman Jepang.

Pendudukan Jepang atas Indoesia memang hanya sebenta dibandingkan dengan Belanda. Tapi sejarah kelam masa Jepang tetap ada hingga saat ini. Tujuan Jepang membuat Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Menjadikan rakyat Indonesia sebagai budak dan pekerja paksa.

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa

Untuk rakyat desa di Jawa, Jepang memobilisasi rakyat untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Selanjutnya mereka memaksa rakyat untuk setor beras hasil panen. Hal ini sangat mergukan. Hal ini merupakan cikal bakal Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa.

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa juga disebabkan oleh penderitaan menjadi romusha, atau pekerja paksa. Rakyat Indonesia benar-benar menderita saat itu. Diminta bekerja tanpa gaji dan makanan yang memadai. Banyak orang mati karena lelah bekerja dan kurang makan.

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa terjadi pada bulan Februari, bertepatan dengan bulan perayaan valentine. Kalau jaman dahulu gak ada yang namanya perayaan valentine. Gak ada orang yang tahu apa itu valentine.

Pada masa Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa, untuk makan aja udah susah banget. Rakyat bertahan hidup dalam keadaan yang serba kekurangan. Duh, gak ada deh hari valentine.

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa (dcstamps.com)

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa hendaknya juga tetap kita ingat sejarahnya. Gak cuma hari valentine di tanggal 14 Februari. Sat itu rakyat Indonesia berjuang untuk melawan dan berjuang untuk kebebasan.

Kita yang udah nyaman hidup bebas saat ini hendaknya mengingat jasa dan keberanian mereka. Juga pahlawan yang lainnya. Tanpa mereka mungkin kita gak bisa senyaman ini meryakan valentine sama doi.

Sistem kerja paksa yang sangat merugikan (dictio.id)

Pemberontakan Anti-Jepang di Jawa karena eksploitasi besar-besaran dan mengerikan. Membuat beberapa pesantren memberontak. Perlawanan pertama datang dari pesantren Sukamanah di Tasikmalaya. Lalu disusul pemberontakan Anti-Jepang di Jawa oleh petani Indramayu.

Setelah itu ada pula pemberontakan Anti-Jepang di Jawa oleh batalion Pembela Tanah Air. Di bawah kepemimpinan Supriyadi di Blitar.

Pada masa itu lebih baik melawan daripada tinduk pada kekejaman kekuasaan Jepanng. Jadi selain merayakan hari valentine, perjuangan mereka juga mesti diingat. Gak cuma hari valentine.

Rakyat harus menyerahkan padi (medium.com)