Virus Korona Mewabah Kenapa Tak Sampai Indonesia?

Belakangan ini sedang heboh-hebohnya berita Virus Korona mewabah, namun kenapa tak sampai Indonesia? Ini dugaan sementara dari Netizen Indonesia.

ASAL-USUL

Hebatnya Indonesia, Masih Bebas Virus Corona Meski Banyak Negara Sudah Kena 

Mari kita berpikir sedikit gila tapi masih dalam koridor faktaa.

Virus Corona bisas jadi sudah masuk ke tubuh orang Indonesia. Tetapi si virus kebingungan karena begitu banyak antibody. Lah kok bisa?

Orang Indonesia itu mayoritas kebal degan virus beginian...

Mau virus flu Singapore kek, virus Mers, dan sebagainya.... 

Karena kita hidup di negara tropis dengan kelembaban yang sangat tinggi, dimana-mana bermukim jamur, dan udara kotor.... 

Jadi tubuh kita jauh lebih kebal daripada mereka-mereka yang dari luar negri. 

Orang Eropa kena flu, banyak yang mati dan itu fakta....

coba  kita yang kena flu, mau sampe ingus warna ijopun ya tetap bisa hahahihi... Coba kalau 

Orang Jepang kena bakteri eColi, langsung mati... kita kalau kena bakitaeri eColi, paling banter ya mencret-mencret doank....

Tau gak kenapa? 

Ya karen sudah kebiasaan dari jaman masih bocah beli es pinggir jalan, pake air mentah n es batu nya juga bikinnya pake air kali yg banyak bakitaeri eColinya... wkwkwkw edan sih ytapi di nalar masuk kan?

Virus di Indonesia banyak (gatra.com)

Itu belum lagi tubuh juga dah digembleng tiap hari hadapin borax, formalin, pewarna pakaian, plastik, pengental semen, dan sebagainya.... 

Pokoke badan orang indonesia tu dah tahan banting... Bayangkan, mana berani mereka meniru....

100 sendok piring gelas cuma dicuci dengan air 1 ember.

Minyak goreng campur plastic biar crispy.

Limbah di impor untuk jadi bahan bakar produksi tahu di beberapa daerah.

Bakteri eColi (halodoc.com)

Ayam yang sudah sakit-mati dijual dan tentu akhirnya dimakan orang. 

Makan Usus, jantung, paru; brutu, darah, leher, isi di kepala dan semua ditubuh hewan kecuali bulunya. 

Gula sintetis sudah jadi asupan harian.

Tanpa micin rasa tak menjadi  sedap.

Tanpa cabai banyak makan tak terasa nendang.

Dari asap knalpot, obat nyamuk, rokok smpai debu juga disedot. 

Di Jakarta, karak telur dijual dan digoreng 40 cm di atas tanah. Ditepi jalan raya yang pasti ramai dan tidak peduli sebelumnya banjir luapan septic tank dan kali. Iya gak?

Makan pakai tangan yg cuma dicelupkan ke air.

Dan kekonyolan-kekonyolan lain yang mungkin sekaligus menjadi prestasi.

Jika ada individu yang terpapar corona virus di Indonesia. Mungkin ia tidak memiliki gaya hidup di atas?

Ilustrasi (Chicken Coop)