Sebagai salah satu terobosan aplikasi bagi kaum difabel, Microsoft Seeing AI telah banyak membantu orang tuna netra dalam mendeskripsikan objek dan teks di depan mereka. Tetapi ada satu masalah utama aplikasi ini tidak bisa dipergunakan banyak orang di seluruh dunia.
Yaitu, ia hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Sehingga bagi mereka yang tidak bisa menggunakan bahasa ini tidak bisa merasakan manfaatnya. Belum dihitung juga kalau aplikasi tersebut hanya tersedia untuk perangkat iOS sejauh ini.
Separuh masalah di atas tadi sepertinya sudah dijawab oleh Microsoft untuk saat ini. Perusahaan telah memperbarui aplikasi dengan dukungan untuk bahasa Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, dan Spanyol.
Sehingga dapat mencakup lebih banyak orang kala membantu mereka membaca tanda-tanda, menafsirkan ekspresi wajah seseorang dan menavigasi dunia menggunakan isyarat lisan dalam bahasa ibu mereka.
Meskipun pilihan bahasa tersebut tetap terhitung sedikit jika dibandingkan dengan rerata populasi besar di dunia. Penduduk di negara-negara dengan populasi terbanyak seperti China, India, dan Arab seharusnya menjadi pilihan.
Aplikasi Microsoft kini sediakan banyak opsi bahasa (marketeers.com)
Belum lagi kurangnya dukungan untuk Android. Ada banyak negara yang penduduknya tidak menggandrungi iPhone dan iPad sementara Android lebih mudah di akses dari segi ekonomis.
Belum ada tanda-tanda Microsoft akan meminta bayaran jasa dari pemanfaatan teknologi AI tersebut. Namun jika Microsoft memang berniat membantu difabel, khususnya tuna netra, di seluruh dunia, mereka bisa membuat aplikasi ini tersedia untuk siapa saja. Microsoft seharusnya punya cara lain untuk mengkapitalisasi alat tersebut dengan cara cerdas yang jarang dipikirkan orang.
Aplikasi Microsoft kini sediakan banyak opsi bahasa (engadget.com)