Legenda Api Abadi Mrapen, Sumber Api Obor hingga Kisah Mistis

Legenda api abadi Mrapen berhubungan dengan Sunan Kalijaga dan Kerajaan Demak.

Tahu gak sih kalau di daerah Grobogan ada sumber api abadi? Bahkan di dekat sumber api abadi Mrapen itu juga ada sumber mata air hangat yang gak pernah kering.

Begini Legenda Api Abadi Mrapen

Mrapen merupakan destinasi wisata unik tempat api abadi yang tidak pernah padam. Legenda api abadi Mrapen konon sudah bermula sejak akhir Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan Kesultanan Demak pada tahun 1500-1518 Masehi.

Api Abadi Mrapen kini udah jadi obyek wisata yang berada di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Sebelumnya, status lokasi objek wisata Api Abadi Mrapen merupakan hak milik perorangan. Kemudian dikelola oleh warga bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan. Sejak tahun 2012 Legenda api abadi Mrapen dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Tengah.

Legenda Api abadi Mrapen ini udah diketahui oleh penduduk setempat. Lalu diceritakan turun-temurun. Api abadi Mrapen udah jadi sumber api untuk obor di beberapa agenda nasional dan internasional. 

Beberapa diantaranya adalah pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996 dan Asian Games. Setiap tahun, legenda api abadi Mrapen ini juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.

Api Mrapen sumber api Asian Games 2019 (sports.inquirer.net)

Legenda api abadi Mrapen ini muncul setelah prajurit Demak di bawah kepemimpinan Sunan Kalijaga mengalahkan Majapahit. Kerajaan Demak saat itu dipimpin oleh Raden Patah.

Kesultanan Demak merupakan satu-satunya kerajaan Islam di sekitar Mrapen saat itu. Baru setelah menaklukkan Majapahit, Raden Patah menyebarkan pola hidup sesuai ajaran Islam. Hingga akhirnya Kerajaan Demak menjadi pusat pemerintahan Islam di Pulau Jawa.

Dalam perjalanan menuju Kerajaan Demak, rombongan Sunan Kalijaga beristirahat di sebuah hutan yang kini menjadi Desa Manggarmas. Waktu itu hari sudah malam dan para prajurit juga kehausan.

Sunan Kalijaga waktu itu menancapkan tongkatnya ke tanah untuk membuat mata air. Agar bisa diminum oleh para Prajurit. Ternyata tancapan pertama justru mengeluarkan api. Api tersebut kemudian digunakan untuk menghangatkan badan.

Sunan Kalijaga lalu kembali menancapkan tongkatnya. Tancapan kedua ini baru menghasilkan air. Sumber air ini masih ada di dekat legenda api abadi Mrapen hingga saat ini. Namanya adalah Sendang Dudo.Mengeluarkan air panas yang biasa digunakan wisatawan untuk mandi. Kadang irnya keruh kadang juga jernih. Saat air menjadi keruh bisa digunakan untuk menyulut api.

Legenda api abadi Mrapen (indonesia.travel)

Saat akan meninggalkan lokasi untuk melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Demak, Sunan Kalijaga meninggalkan watu bobot. Batu ini digunakan sebagai penyangga tiang kerajaan. Beratnya sekitar 20 Kg.

Di lokasi api abadi Mrapen ini juga digunakan Empu Supo untuk membuat keris pusaka. Keris dibentuk dengan panas legenda api abadi Mrapen dan ditempa di atas watu bobot.

Selain digunakan untuk sumber api acara nasional dan internasional, kawasan Api Mrapen juga digunakan untuk melakukan ritual. Banyak yang melihat penampakan makhluk halus. Seperti kerbau tanpa kepala dan raksasa.

Juru kunci api abadi Mrapen mengatakan sempat berjumla dengan Empu Supo dan Sunan Kalijaga ketika meditasi di legenda api abadi Mrapen.

Empu Supo berperawakan sedang, berkulit putih dan berwajah tampan. Sementara sosok Sunan Kalijaga wajahnya sangat berwibawa dan berkulit hitam manis. Kedua sosok itu sama-sama berpakaian hitam-hitam dengan memakai ikat kepala.

Sunan Kalijaga (historyofcirebon.id)