Internet Addiction Test, Masih Terus Disempurnakan

Internet Addiction Test terus disempurnakan, mengingat semakin banyak yang jadi kecanduan.

Tinjauan umum tentang penggunaan Internet secara global memberikan gambaran yang mengejutkan. Banyak gejala Internet Addiction yang ditemukan. Kenaikan tersebut sangat terkait dengan penggunaannya dalam proses komunikasi dan sosialisasi.

Meskipun sering berinteraksi sosial menggunakan internet, sebenarnya hubungan sosialnya dangkal loh. Akrab di dunia maya belum tentu akrab juga di dunia nyata. Banyak orang yang palsu di dunia maya kok.

Kecanduan internet atau internet addiction dikategorikan di bawah label "kecanduan teknologi" dan didefinisikan oleh Kandell sebagai "ketergantungan psikologis pada Internet.

Banyak hubungan antara kecanduan internet dan konsekuensi material dan psikologis. Dialami oleh penderita internet addiction. Seperti pengabaian tanggung jawab akademik, pekerjaan, rumah tangga, gangguan hubungan sosial, isolasi sosial, dan masalah keuangan.

Karena internet addiction ini terus bertambah jumlah korbannya, maka dikembangkan pula Internet Addiction Test. Digunakan untuk mendeteksi secara dini gejala kecanduan internet.

Salah satu instrumen diagnostik yang paling umum untuk Internet Addiction Test diusulkan oleh Young pada tahun 1996. Penulis yang memelopori penelitian tentang kecanduan Internet, mengembangkan Tes Kecanduan Internet terstruktur (IAT) berdasarkan kriteria DSM-IV (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, 4thEdition).

Dalam versi pertamanya, Internet Addiction Test IAT terdiri dari delapan pertanyaan dan diberikan kepada sekelompok subjek yang direkrut melalui berbagai pengumuman di surat kabar, forum online, dan situs web.

Internet addiction bisa dialami siapa saja (clearrecoverycenter.com)

Jika responden menjawab "ya" untuk lima atau lebih kriteria, mereka diklasifikasikan sebagai Internet Addiction. Sebanyak 396 subjek tergolong ke dalam kategori pengguna yang kecanduan internet, sementara 100 responden tidak kecanduan.

Sebagian besar hasil Internet Addiction Test mengungkapkan bahwa pengguna Kecanduan Internet menghabiskan kira-kira delapan kali lebih banyak, jumlah jam per minggu daripada yang tidak dalam menggunakan Internet.

Setelah Internet Addiction Test, orang yang tidak kecanduan menggunakan internet untuk mengelola email, mencari informasi, atau mengunduh perangkat lunak. Sedangkan mereka yang kecanduan menghabiskan sebagian besar waktu di media sosial, ruang obrolan, dan MUD (domain multi-pengguna). Ini menyebabkan kerusakan parah dalam bidang akademik, hubungan, keuangan, dan kehidupan kerja.

Kemudian, Young memperpanjang versi Internet Addiction Test IAT. Skala baru ini terdiri dari 20 item yang dinilai dalam skala Likert lima poin (dari 1-tidak sama sekali, sampai 5-selalu).

Internet addiction test bisa online (newyorker.com)

Seperti dengan kuesioner diagnostik pertama, pengukuran ini berasal dari kriteria DSM-IV karena penggunaan Internet dalam rutinitas sehari-hari, kehidupan sosial, produktivitas, pola tidur, dan perasaan.

Atas dasar skor total yang diperoleh pada Internet Addiction Test, individu ditempatkan ke dalam salah satu dari tiga kategori: rata-rata pengguna online (20 hingga 39) yang memiliki kontrol penuh atas penggunaannya; sering mengalami masalah karena penggunaan Internet yang berlebihan (dari 40 hingga 69); atau memiliki masalah signifikan karena penggunaan Internet (dari 70 hingga 100).

Hingga saat ini penelitian untuk mendapatkan metode Internet Addiction Test yang lebih akurat terus dilakukan. Masih terus disempurnakan.

Kecanduan internet semakin meningkat korbannya (dianova.pt)