Internet Addiction Disorder, Cari Tahu Gejala dan Dampak Negatifnya

Internet addiction disorder bisa terjadi pada siapa saja. Di tengah kebutuhan untuk eksis semakin tinggi. Hati-hati gengs!

Suka belanja online sampek khilaf? Main video game online berlebihan? di Internet secara berlebihan? Selalu cek media sosial? Bahkan aktivitasmu di dunia maya mengganggu kehidupan nyata. Kamu jadi gak konsen sekolah dan kerja.

Bisa jadi kamu kena yang namanya internet addiction disorder. Kelainan ini mendapat banyak perhatian dari para peneliti dan mereka yang bekerja di bidang kesehatan mental.

Hingga saat ini gejala internet addiction disorder masih sulit untuk ditentukan. Soalnya banyak faktor yang menentukan. Bisa karena etnis, agama, budaya, negara dan lain sebagainya.

Internet addiction disorder adalah salah satu bentuk kecanduan teknologi. Seperti kecanduan televisi, radio dan bentuk teknologi lainnya.

Di era digital, Internet telah mengambil alih perhatian para millenial. Internet menyediakan segalanya. Mau belanja kebutuhan bulanan, beli makanan, beli alat elektronik, mencari informasi dan banyak banget yang bisa dilakukan. Kayak, gak ada hari tanpa internet.

Tapi tenang, meski kamu tiap hari pakai internet. Setiap saat belum tentu kamu mengidap internet addiction disorder. Secara umum, gangguan internet addiction disorder dibagi menjadi beberapa kategori.

Kategori Kecanduan Internet yang paling umum diidentifikasi meliputi permainan, jejaring sosial, email, blogging, belanja online, dan penggunaan pornografi Internet yang tidak pantas. Peneliti lain menunjukkan bahwa bukan jumlah waktu yang dihabiskan di Internet melainkan bagaimana Internet digunakan.

Kecanduan internet (inquirer.com)

Penyebab internet addiction disorder

Gak ada penyebab pasti dari internet addiction disorder. Banyak faktor yang menentukan. Penelitian menunjukkan otak orang kecanduan internet mirip dengan mereka yang kecanduan alkohol dan narkoba.

Internet addiction disorder bisa memengaruhi pusat kesenangan otak. Perilaku adiktif memicu pelepasan dopamin untuk memberikan efek senang. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kegiatan yang diperlukan untuk mendorong respons menyenangkan yang sama. Akhirnya menciptakan ketergantungan.

Misal main gamenya jadi lebih lama. Belanjanya semakin banyak. Main media sosial tanpa henti.

Kecenderungan internet addiction disorder juga terkait dengan kecemasan dan depresi. Kalau seseorang udah menderita kecemasan atau depresi, bisa menjadikan internet sebagai pelampiasan. Seseorang yang pemalu dan mereka yang memiliki kecanggungan sosial juga berisiko lebih tinggi menderita internet addiction disorder.

Kecanduan mirim pakai narkoba (dyntland.com)

Gejala internet addiction disorder

Beberapa gejala emosional Gangguan Kecanduan Internet mungkin termasuk:

Ketidakmampuan untuk memprioritaskan atau Menjaga Jadwal

Perasaan bersalah

Depresi

Ketidakjujura

Kegelisahan

Perasaan Euforia saat menggunakan Komputer

Isolasi

Menghindari Pekerjaan

Agitasi

Perubahan suasana hati

Takut

Kesendirian

Kebosanan dengan tugas rutin

Penundaan

Gejala Fisik Gangguan Kecanduan Internet dapat meliputi:

Sakit punggung

Sakit kepala

Sindrom Terpal Carpal

Nutrisi Buruk (gagal makan atau makan berlebihan untuk menghindari komputer)

Insomnia

Sakit leher

Mata Kering 

Internet addiction disorder memengaruhi hubungan pribadi, kehidupan kerja, keuangan, atau kehidupan sekolah. Individu yang menderita kondisi ini mungkin mengisolasi diri dari orang lain, menghabiskan waktu yang lama dalam isolasi sosial dan berdampak negatif pada hubungan pribadi mereka.

Ketidakpercayaan dan masalah ketidakjujuran juga dapat muncul karena pecandu internet berusaha menyembunyikan atau menyangkal jumlah waktu yang mereka habiskan untuk online. Selain itu, orang-orang ini dapat membuat persona alternatif online dalam upaya untuk menutupi perilaku online mereka.

Penderita internet addiction disorder juga mungkin mengalami kesulitan mengembangkan hubungan baru dan menarik secara sosial - karena mereka merasa lebih nyaman dalam lingkungan online daripada yang fisik.

Bisa karena depresi (credihealth.com)