Malaysia Gagal Uji Purnarupa 'Mobil Terbang' Karena Tak Dapat Izin

Purnarupa 'mobil terbang' buatan Malaysia gagal melakukan uji coba karena terkendala izin. Padahal jadwal uji terbang sudah diumumkan menteri setempat.

Pemerintah Malaysia sepertinya harus menjadwalkan ulang rencana mereka untuk menguji purnarupa 'mobil terbang'. Lantaran uji terbang ini tidak mendapat izin lepas landas dari otoritas penerbangan sipil (Civil Aviation Authority of Malaysia/CAAM).

Padahal seperti yang dilansir dari Paultan.org, pemerintah setempat melalui Menteri Pengembangan Kewirausahaan Malaysia Datuk Seri Mohd Redzuan Md Yusof telah mengumumkan jadwal uji terbang mobil tersebut yakni 21 November 2019, atau hari ini.

Bapak menteri bahkan mengatakan bahwa akan menjadi salah satu penumpang dari mobil terbang tersebut yang berkapasitas dua orang saja. Berarti satu lagi tentu sopir/pilot mobil terbang ya kan?

Mobil terbang yang masih dalam tahap purnarupa ini adalah hasil kerjasama dengan Tiongkok. Untuk sementara, mereka memberi nama kendaraan ini sebagai EHang 216. Ehang sendiri adalah perusahaan asal Tiongkok spesialis kendaraan terbang tanpa awak atau drone.

Nantinya oleh pihak Malaysia EHang 216 bakal disebut dengan Super Dron. Selain dengan Ehang, Malaysia yang diwakili oleh perusahaan EastCap Berhad juga bekerjasama dengan Strong Rich Holdings untuk membuat mobil terbang ini

Malaysia gagal uji coba mobil terbang (paultan.org)

Dan jika dilihat lebih detil lagi, EHang 216 lebih mirip drone raksasa ketimbang sebuah mobil. Ya cuma media Malaysia sejak awal menyebutnya sebagai mobil terbang.

Izin uji terbang EHang 216 tidak dapat dikeluarkan karena kesalahan lokasi uji yang dipilih. Malaysia ingin menggunakan UNIKL MIAT Hangar Subang yang jaraknya kurang dari 200 m dari lalu lintas pesawat komersial dan helikopter.

Bahkan drone raksasa ini di negara pembuatnya juga belum mendapatkan izin terbang dari otoritas penerbangan sipil China.

Malaysia gagal uji coba mobil terbang (theverge.com)

EHang 216 merupakan drone yang punya delapan lengan baling-baling, setiap lengan dipasang dua motor listrik. Total bobotnya 360 kg, sanggup membawa beban hingga 260 kg, punya kecepatan 130 km per jam, dan bisa menempuh jarak 35 km.

Hayo kapan Indonesia bisa menyusul negara tetangganya membuat mobil terbang. Mumpung mereka belum bisa menjalankan uji terbang lho (termasuk bikinnya sama Tiongkok, nggak sebagaian besar digarap sendiri).

Malaysia gagal uji coba mobil terbang (kdnuggets.com)