Kenalan Sama Hana Madness, Seniman Keren Asal Indonesia Yang Punya Gangguan Kejiwaan

Siapa sih Hana Madness yang terkenal karena doodle art-nya?

Di Indonesia, masih banyak yang menyebut orang dengan gangguan kesehatan mental itu sebagai orang gila. Bikin malu, jadi aib keluarga, dibuang jauh-jauh, atau dipasung udah jadi hal biasa. Padahal, orang yang punya  gangguan kesehatan mental itu masih bisa lho hidup normal. 

Nggak percaya? Kamu mesti banget nih kenalan sama Hana Madness. Cewek keren yang punya masalah sama kesehatan jiwa tapi masih bisa berkarya dan bikin bangga. Yuk cari tahu siapa sih dia? 

Nama aslinya adalah Hana Alfikih, dia lahir di Jakarta pada Oktober 1992. Hana dikenal sebagai seniman doodle yang punya gangguan kesehatan mental, yaitu bipolar disorder psikotik. 

Bipolar disorder sendiri berarti adanya perubahan suasana hati secara ekstrem. Dia bisa aja ngerasain seneng banget, eh mendadak sedih berlebihan tanpa sebab. Ditambah dengan kondisi psikotik yang bikin dia berhalusinasi. 

Hana udah ngerasain ada yang salah dengan dirinya sejak SD karena nggak bisa mengontrol emosi. Pas SMP, dia bahkan dikurung di rumah sampai dirukiah. Sampai akhirnya tahun 2010 dia baru tau kalo didiagnosis dengan bipolar. 

Terinspirasi dari kondisi yang dialami, Hana mulai menggambar karakter-karakter monster kecil yang ada dalam halusinasinya. Bahkan, karakternya dikasih nama yang berasal dari nama gangguan kesehatan mental atau nama obat, misalnya bipo, polar, skizo, dan medico. 

Rupanya, dari doodle art ini bikin Hana makin populer. Dia pernah lho dikirim oleh British Council Indonesia ke Unlimited Festival di London, Inggris. Ini adalah festival karya seni dari orang-orang yang berkebutuhan khusus. 

Hana pun pernah berkolaborasi dengan seniman Inggris untuk membuat film dokumenter berjudul “In Chains” yang nantinya akan dipamerkan di Jerman dan Inggris. Bulan November ini, Hana akan jadi satu-satunya seniman dari Indonesia yang memamerkan karya lukisnya di Kota St Helens, Inggris bernama Festival TakeOver.

Hana juga jadi inisiator dalam Festival Bebas Batas, ajang kesenian dan disabilitas pertama di Indonesia pada tahun 2018. Dalam acara ini, Hana mengangkat tema pasung.

Kata Hana, banyak orang di Indonesia percaya kalo gangguan kejiwaan tuh hukuman dari Tuhan atau dimiliki setan. Makanya, orang yang punya masalah kejiwaan tuh disembunyiin bahkan sampai dirantai alias pasung.

Nggak cuma berkesenian dan memamerkan karyanya sampai ke kancah internasional. Hana juga punya misi buat terus sosialisasi ke masyarakat soal gimana sih penanganan terbaik buat orang-orang yang mengidap kesehatan jiwa. 

Hana sendiri masih ngeliat masalah kesehatan jiwa ini sebagai hal yang tabu di masyarakat kita. Penderitanya pun dianggap aib dan bikin malu keluarga. Dia pengen ngasih edukasi ke masyarakat kalo gangguan psikiatri tuh bisa diobatin, salah satunya dengan seni. Keren ya misinya! Mesti banget didukung nih~