Episode sebelumnya Part 1
Kalau cerita hantu di part sebelumnya belum terasa, apakah di part ini akan muncul keganjilan? Simak aja deh cerita di bawah ini....
Tapi rupanya, Ndira lebih sering curi pandang ke arah gua, sampe, dia akhirnya bilang waktu kita cuma berdua "Masnya, bisa lihat ya?"
Gua yang denger itu cuma ngerespon dengan bingung, "lihat apa ya mbak?"
Tapi dia gak ngelanjutin, lalu pergi begitu aja.
Tepat setelah sholat isya, kami bersiap masuk ke hutan dengan jalur yang sudah di tandai. disini, semua di mulai.
Kelompok gua jadi kelompok ke 3 yang yang berangakat, dimana masih ada 2 kelompok lain, di belakang. sepanjang perjalanan, gua cuma bisa lihat pohon pinus dan semak belukar, berbekal senter, gua jalan paling belakang.
Di depan ada Bekti yang buka jalan plus lihat tanda. Ketika kami semakin menanjak, gua bisa lihat beberapa kali Ndira ngelirik gua, seolah ada yang mau dia bicarain, gua pun jadi gak nyaman, di lihat seolah-olah gua bawa sesuatu.
20 menit perjalanan gua isi dengan nafas, karena gua punya masalah dengan pernafasan terutama ketika ada di suhu dingin.
Bekti memutuskan berhenti waktu melihat Umil udah gak bisa lanjut. Kami pun berhenti di salah satu pohon.
Di sini, Ndira ngedeketin gua. dan cerita hantu dimulai~
malam jumat (idntimes.com)
"Lihat gak disana ada apa?"
Ndira nunjuk sesuatu di semak belukar.
"Iya, gua lihat pocong" kata gua sebel.
Ndira cuma nyengir, kemudian pergi lagi. gua, masih lihat tempat itu, dan tiba-tiba gua jadi merinding setelah ngomong itu, padahal niat gua cuma bercanda. Gua gak bisa lihat apa-apa.
Semenjak kejadian itu, gua ngerasa ada yang ngikutin di belakang, leher belakang gua, jadi lebih dingin.
Sampailah kita di tempat kumpul yaitu di sebuah lahan kosong, seperti lapangan, dan gua bisa lihat banyak orang yang mulai mendirikan tenda, perjalananya sendiri memakan waktu cukup lama, 50 menit.
Anehnya, 2 kelompok yang seharusnya di belakang gua, sudah pada sampe duluan.
"Bangs*t, lu kemana aja" Cholis, temen gua yang sefakultas nyamperin gua sambil marah.
"Maksudnya?" gua bingung.
Gua bisa lihat banyak pengawas lihat gua gak enak. akhirnya cholis bawa gua menjauh.
"Jalan 15 menit dari basechamp aja sampe hampir 1 jam, gua udah panik sama yang lain."
"Lah.... gua lewat jalan yang lu pada kasih tanda" kata gua membela.
"ya tapi hampir 1 jam, lu muterin gunung apa gimana?"
Ndira ngedeketin gua dan cholis kemudian dia bilang. "sorry kak, gua tadi capek banget, jadi minta berhenti lama buat istirahat." Gua, bisa lihat Ndira bohong.
"Ya udahlah, diriin tenda buat kelompok, habis ini, ada game malam" Cholis pergi balik ke tenda pengawas,
Sebelum gua tanya, Ndira seolah tau dan langsung jawab. "Mereka emang suka mas gangguin orang kaya kita"
Kalimat itu bikin, gua makin gak enak.
gua dan Bekti mulai mendirikan 2 tenda sementara Umil dan Ndira, siapin tempat api di depan tenda, jarak antar tenda gak terlalu jauh, tapi masih lega.
Gua masih mikirin ucapan Ndira, entah kayanya gua familiar dengan kalimatnya. Seperti di cerita hantu saja rasanya....
Setelah semua beres, Cholis manggil gua rupanya, gua ditunjuk sebagai kepala kelompok awalnya gua nolak tapi rupanya si Bekti yang ngajuin nama.
Game malam sendiri adalah game dimana kita akan ngambilin sampah di beberapa titik, tujuanya sendiri untuk menghargai alam dengan membersihkan sampah yang di buang sembarangan rupanya, gua baru tau.
Lapangan ini adalah lapangan yang biasa di gunain buat off road sepeda gunung, tapi karena malam jadi gua gak lihat jelas. Bila ini tempat off road, artinya titik ini gak begitu jauh dari jalan utama.
malam jumat (Akurat.co)
Kembali gua mikir, kok bisa sampe selama itu kami jalanya. Gua balik dan ngejelasin ke yang lain, sekaligus ngasih 2 kantong kresek, dimana yang paling cepet ngumpulin bisa langsung gabung ke api unggun utama untuk ikut jurit malam bareng kelompok lain.
Disini, gua bisa lihat Ndira lihat sekeliling, ada kecemasan dalam wajahnya. Gua langsung kerahin begitu pengawas meniup peluit bahwa game sudah di mulai.
Tanpa pikir panjang, gua ngajak yang lain ke jalur menuju jalan utama, karena setau gua disana pasti banyak sampah. rupanya, Ndira berdiri tepat di belakang gua.
Bekti akhirnya sama Umil, benar saja, gua bisa lihat kantong kresek dimana-mana, selagi gua mungutin, Ndira akhirnya ngomong.
"Pocong e usil ya mas"
Gua cuma ngelihatin dia sambil tanya. "pocong apa sih mbak?"
Cerita Hantu Bersambung ke Part 3
malam jumat kliwon (crafthno.blogspot.com)